Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera memfasilitasi pedagang kaki lima yang berjualan di atas trotoar depan Bandara Selaparang Rembiga untuk direlokasi ke dalam areal bekas bandara.
"Kalau sudah ada regulasi relokasi pedang ke areal bekas Badara Selaparang, para pedagang di kawasan tersebut akan kami pindah ke dalam agar lebih tertata," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Senin.
Hal tersebut disampaikan menyikapi adanya rencana Dinas Pariwisata Kota Mataram yang akan mengarahkan pedagang kaki lima (PKL) di depan bekas Bandara Selaparang, masuk areal bekas bandara bersama pelaku UMKM lainnya.
Terhadap hal rencana itu, Irwan memberikan dukungan positif bahkan pihaknya siap mendukung dan memfasilitasi para PKL agar mau pindah ke dalam areal bekas Bandara.
Pasalnya, keberadaan PKL yang menggunakan trotoar sudah menyalahi aturan karena mengambil hak pejalan kaki, selain itu mereka juga sering kali meninggalkan lapak dan ditutup menggunakan alat seadanya sehingga terkesan kumuh dan mengganggu estetika kota.
Baca juga: Pemkot Mataram menata PKL depan bekas Bandara Selaparang setelah MXGP
Kondisi itu diperparah lagi dengan timbulnya kemacetan arus lalu lintas karena banyaknya pembeli yang parkir menggunakan badan jalan, sehingga titik itu menjadi padat.
"Padahal kawasan tersebut merupakan salah satu titik ikon sekaligus wajah Kota Mataram dari pintu masuk bagian utara," katanya.
Untuk memberikan efek jera, katanya, pihaknya sudah berulang lagi memberikan teguran dan peringatan, bahkan lapak jualan mereka sudah pernah diangkut saat penertiban gabungan dengan tim yustisi namun beberapa hari kemudian mereka muncul lagi.
Baca juga: Pemkot Mataram akan memfasilitasi PKL di MXGP Selaparang
Pemerintah Kota Mataram pada prinsipnya tidak melarang masyarakat mencari nafkah, asalkan pedagang bisa kooperatif dengan menjaga kebersihan dan tidak meninggalkan lapak setelah berjualan.
"Silakan berjualan tapi jangan keindahan kota ini. Kalau bisa pakai lapak yang bisa dibongkar pasang agar mudah di bawa pulang," katanya.
Irwan menambahkan, jumlah pedagang kaki lima yang ada di kawasan itu di atas lima pedagang. Tapi, kalau Dispar mau mengakomodasi mereka masuk areal bekas bandara, maka trotoar depan bekas bandara bisa steril dari PKL.
"Karena itu, kami sangat mendukung konsep yang ditawarkan Dinas Pariwisata," katanya.