Mataram (Antaranews NTB) - Warga Desa Kekait, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mengembangkan daerahnya menjadi Desa Agrowisata Aren untuk mengoptimalkan potensi pohon nira sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Gunungsari tersebut.
Ketua Asosiasi Aren Indonesia (AAI) Provinsi NTB, H. Mustaan, mengatakan program tersebut didukung oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
"Kementerian memberikan dukungan berupa anggara sebesar Rp1,4 miliar yang dicairkan dalam tiga tahap, yakni tahap pertama 40 persen, tahap kedua dan ketiga masing-masing 30 persen," katanya.
Ia menyebutkan anggaran tahap pertama dialokasikan untuk membangun jalan sepanjang 1.250 meter dengan lebar satu meter. Selain itu, membangun gorong-gorong, pengadaan "berugak" (gazebo) di sepanjang pinggir Sungai (Kokoq) Timuq, sebagai tempat beristirahat para pengunjung.
Anggaran tahap kedua untuk pembangunan galeri penjualan dan anggaran tahap ketiga untuk pembelian peralatan pengolahan air pohon aren menjadi berbagai produk bernilai ekonomi tinggi, seperti gula merah dan gula semut.
"Angaran tahap pertama sudah cair satu bulan setelah gempa bumi. Rencananya Desa Agrowisata Aren yang sedang kami bangun bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, akan diresmikan pada Desember 2018," ujar Mustaan selaku anggota tim Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) Desa Kekait.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggl dan Transmigrasi, kata dia, sangat tertarik mengembangkan Desa Kekait sebagai Desa Agrowisata Aren, karena sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari pohon aren.
Luas lahan tanam pohon aren mencapai ratusan hektare. Warga memanen air pohon nira setiap hari untuk dijadikan sebagai bahan baku membuat gula merah dan gula semut. Ada juga yang menjual dalam bentuk minuman segar.
Pihaknya menawarkan konsep wisata harian berupa atraksi panen air nira, kemudian dibuat menjadi gula merah atau gula semut. Para wisatawan bisa melihat kegiatan tersebut di rumah-rumah penduduk.
Ada juga wisata mingguan dalam bentuk penjualan aneka kuliner khas Desa Agrowisata Kekait. Selain itu, wisata musiman berupa penyediaan beragam jenis buah, seperti rambutan, manggis dan durian.
"Kami menjual konsep wisata alam ekonomi kreatif dipadukan dengan keindahan panorama alam perbukitan. Setelah menikmati atraksi produksi gula aren, wisatawan bisa menjelajah alam sambil menikmati segarnya air sungai dan air terjun Tibu Ijo setinggi 10 meter," ucapnya pula.
Desa Agrowisata Aren di Desa Kekait, juga sangat cocok bagi para penghobi sepeda gunung. Pasalnya, jalan rabat di sepanjang pinggir sungai hingga air terjun sangat layak sebagai jalur sepeda.
Sementara itu, Kepala Bidang Industri Kimia dan Hasil Hutan, Dinas Perindustrian, Kabupaten Lombok Barat, H. Kamaruddin, mengatakan pengembangan Desa Agrowisata Aren di Desa Kekait, sebagai salah satu ikhtiar mengoptimalkan potensi air pohon nira yang sangat melimpah.
Potensi pohon aren tersebar di Kecamatan Gunungsari, Batulayar, Narmada, dan Lingsar. Produksi air nira bisa mencapai 10.000 liter per hari. (*)
Warga Lombok Barat kembangkan Desa Agrowisata Aren
Kami menjual konsep wisata alam ekonomi kreatif dipadukan dengan keindahan panorama alam perbukitan