Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka penurunan produksi padi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 5,53 persen sepanjang Januari sampai Desember 2024.
"Produksi padi mengalami penurunan dari 1,54 juta ton pada 2023 menjadi 1,45 juta ton gabah kering giling pada 2024," kata Kepala BPS NTB Wahyudin di Mataram, Rabu.
Penurunan produksi padi disebabkan luas panen yang menurun sebanyak 2,60 persen atau setara dengan 7.000 hektare. Luas panen padi pada 2023 mencapai 287 ribu hektare, sedangkan luas panen padi tahun 2024 hanya 280 ribu hektare.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan segera menelaah dan mencermati penurunan angka kumulatif produksi padi tersebut.
"Ternyata luas panen yang turun," kata Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah NTB Wirajaya Kusuma.
Baca juga: Produksi padi di NTB tahun ini diperkirakan turun 5,53 persen
Lebih lanjut Wirajaya menuturkan pemerintah pusat memberikan target luas lahan padi bagi Nusa Tenggara Barat sebanyak 434 ribu hektare. Sedangkan, target sekarang hanya 283 ribu hektare.
Nusa Tenggara Barat membutuhkan 151 ribu hektare agar mencapai target nasional luas lahan padi sebanyak 434 ribu hektare. Hal itu memerlukan kerja keras bagi siapapun yang kelak menjadi Kepala Dinas Pertanian Nusa Tenggara Barat.
Selama ini sektor pertanian merupakan tulang punggung bagi perekonomian daerah dengan share terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Nusa Tenggara Barat mencapai 20 persen.
Baca juga: Sektor pertanian serap 33 persen tenaga kerja tertinggi di NTB
Kondisi geografis daerah yang mendukung dengan banyak bendungan dan sumber mata air membuat pertanian berkembang pesat. Apabila sektor pertanian lesu dapat mengganggu ketahanan pangan mengingat Nusa Tenggara Barat adalah produsen pangan utama di wilayah timur Indonesia.
"Ini perlu menjadi pekerjaan rumah dan perlu menjadi masukan bagi tim transisi gubernur terpilih. Sektor pertanian punya andil yang besar terhadap produk PDRB Nusa Tenggara Barat, kalau pertanian lemah bisa berbahaya," pungkas Wirajaya.
Baca juga: NTB optimalkan potensi bendungan untuk jaga produksi padi
Baca juga: Produksi padi di NTB tembus 899 ribu ton pada Januari-Mei 2024