Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan tingginya level Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia, yakni 53,6 pada Februari 2025 dibanding 51,9 pada Januari 2025, menjadi harapan bagi perekonomian nasional.
“Meskipun perekonomian global dan situasi geopolitik saat ini membawa tantangan besar dan sulit diprediksi, capaian ini memberikan harapan bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu di Jakarta, Senin.
Secara global, PMI Manufaktur Indonesia menjadi yang tertinggi setelah India. Peningkatan ini didorong oleh lonjakan pesanan baru serta peningkatan produksi dan aktivitas pembelian yang lebih baik.
Kendati begitu, Febrio mengatakan pemerintah tetap antisipatif terhadap perubahan kondisi global dan terus memperkuat kebijakan untuk mendukung sektor manufaktur serta mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selain manufaktur, indikator konsumsi domestik juga masih menunjukkan ketahanan di tengah berbagai tantangan global. Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) tercatat di level 127,2 pada Januari, dan diharapkan masih akan ekspansif di tengah tantangan yang ada.
Sementara itu, Indeks Penjualan Ritel (IPR) tetap tumbuh 0,4 persen pada periode yang sama, mencerminkan aktivitas daya beli masyarakat yang masih terjaga. Perkembangan tersebut memberikan harapan bahwa konsumsi domestik masih dapat menjadi pilar dalam mendukung stabilitas harga dan menjaga kepercayaan konsumen untuk pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
Baca juga: Kementrans-LPDP fokus tugas dalam program Transmigrasi Patriot
Sejalan dengan tren global, sebagian besar negara juga mengalami perbaikan PMI meskipun masih dalam zona kontraksi. Sementara, negara mitra dagang utama Indonesia mencatatkan ekspansi, seperti di Amerika Serikat (51,6), China (50,8), dan India (57,1), menunjukkan permintaan global yang tetap solid.
Namun, kata Febrio, ketidakpastian ekonomi global serta dinamika geopolitik tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai.
Baca juga: Penerimaan pungutan ekspor pada 2024 capai Rp25,76 triliun
Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan PMI manufaktur Indonesia merupakan yang tertinggi di wilayah Asia Tenggara (ASEAN).
"Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang tertinggi di tingkat ASEAN. Bahkan juga melampaui negara-negara manufaktur global yang saat ini masih mengalami fase kontraksi,” kata Menperin Agus Gumiwang.
Menurut Menperin, naiknya kinerja industri manufaktur domestik ini karena didorong oleh tingginya produktivitas dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik.