Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendukung ekspor durian ke China dengan melakukan pengawalan terhadap keamanan mutu produk, guna memastikan kualitas durian yang dikirim memenuhi standar dan dapat diterima di pasar internasional.
"Bapanas berkomitmen untuk mendukung percepatan ekspor durian Indonesia ke pasar ekspor Tiongkok. Untuk itu, pemenuhan keamanan pangan merupakan salah satu kunci keberhasilan agar durian Indonesia memiliki kualitas yang layak ekspor," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Menurutnya, sinergi pemerintah dan pelaku usaha dalam pemenuhan keamanan pangan menjadi faktor penting. Durian produksi dalam negeri memiliki potensi yang sangat besar untuk menjangkau pasar internasional dan pemenuhan menjamin keamanan dan mutu pangan dari hulu ke hilir menjadi kuncinya.
Karena itu, Bapanas berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan terkait, Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Badan Karantina Indonesia, Kementerian Pertanian, dan Pemerintah Daerah untuk mendorong pemenuhan persyaratan standar keamanan dan mutu durian segar negara tujuan ekspor.
Dia mengatakan, bahwa upaya ini sejalan dengan salah satu misi Pemerintah Asta Cita yaitu hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
“Ini menjadi salah satu concern Presiden Prabowo, bahwa hilirisasi di sektor pangan ini terus dibangun dan tentunya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani dan pelaku usaha itu sendiri,” ujarnya.
Baca juga: Bapanas bolsters healthy eating promotion for quality generation
Sementara itu, Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto menyampaikan, dalam rangkaian persiapan ekspor durian Indonesia ke China, the General Administration of Customs China (GACC) telah melakukan kunjungan audit ke kebun dan rumah kemas durian segar di Jawa Barat dan Sulawesi Tengah pada 11-13 Maret 2025.
"Kunjungan tersebut bertujuan untuk verifikasi lapang dan melengkapi data analisis risiko ekspor durian segar ke China," kata Andriko.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, Badan Pangan Nasional bersama dengan Dinas Urusan Pangan Provinsi Jawa Barat dan Sulawesi Tengah melakukan pendampingan pemenuhan persyaratan keamanan dan mutu pangan.
Bapanas beserta Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD), lanjut Andriko, memastikan bahwa rumah kemas yang akan mengekspor durian segar telah terdaftar dan memenuhi aspek keamanan pangan.
Baca juga: Bahan pangan murah tersedia di pasar modern selama Ramadhan
Aspek tersebut harus memenuhi tiga kriteria, yaitu menggunakan bahan baku dari petani pemasok yang telah bersertifikat Good Agriculture Practices, memiliki sarana prasarana penanganan durian yang memenuhi persyaratan sanitasi hygiene, dan memiliki label kemasan sesuai ketentuan regulasi atau persyaratan negara tujuan ekspor.
Dalam penerbitan rumah kemas tersebut juga divalidasi dengan pengujian keamanan pangan yang menjadi perhatian pemerintah China di laboratorium yang terakreditasi.
"Berdasarkan hasil pengujian keamanan pangan di tiga rumah kemas di Sulteng dan Jawa Barat, buah durian yang diproduksi rumah kemas sudah mendapat validasi aman dikonsumsi," ucap Andriko.
Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan pengujian cemaran logam berat, residu pestisida dan mikrobiologi yang menjadi concern pemerintah Tiongkok.
Bahkan untuk lebih meyakinkan penjaminan keamanan pangan, pihaknya juga mengajak auditor GACC ke laboratorium pengujian keamanan pangan di Balai Besar Uji Standar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Kota Jakarta Timur) dan Laboratorium Saraswanti Indo Genetech (Kota Bogor).
“Kesiapan lab (laboratorium) akreditasi yang kompeten sangat penting untuk mendukung jaminan keamanan pangan. Saya berharap ekspor langsung Durian ke China dapat segera realisasi, sehingga dapat menggerakkan perekonomian di daerah secara khusus dan Indonesia secara nasional," kata Andriko.