Dialog jadi solusi utama selesaikan sengketa LCS

id Dave Laksono,Wakil Ketua Komisi I DPR,Laut China Selatan,KTT ASEAN 2025

Dialog jadi solusi utama selesaikan sengketa LCS

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono usai mengisi diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk "Mengenang Kesederhanaan Paus Fransiskus, Gong Bapak Suci untuk Perdamian Israel-Palestina" di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025). ANTARA/Melalusa Susthira K.

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono mengingatkan pemerintah agar mengutamakan dialog dan diplomasi sebagai solusi utama penyelesaian sengketa Laut China Selatan (LCS).

"Kita harus tetap mengedepankan dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik di Laut China Selatan," ujar Dave dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Dave mengatakan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN tahun 2025 dapat menjadi momentum penting untuk berdialog dan berdiplomasi dalam upaya menyelesaikan sengketa di LCS.

"Kita tidak boleh terlalu bergantung pada kekuatan eksternal. ASEAN harus tetap solid dan bersatu dalam menghadapi tantangan ini," katanya.

Baca juga: Kadin target bangun 1.000 dapur MBG

Dave juga mengingatkan bahwa meskipun ASEAN dan China telah menyepakati percepatan negosiasi kode etik atau code of conduct yang bertujuan menjaga stabilitas kawasan dan mengurangi ketegangan, pemerintah tetap perlu berperan aktif dalam proses diplomasi hal tersebut.

Baca juga: Sektor swasta dapat membantu pendanaan untuk capai SDG

"Indonesia harus memastikan setiap kesepakatan mencerminkan kepentingan nasional dan regional. Kita tidak boleh lengah dalam menghadapi dinamika geopolitik yang terus berkembang," ujarnya.

Pada kesempatan berbeda, Presiden RI Prabowo Subianto telah berangkat dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu sore, menuju Malaysia, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-46 ASEAN di Kuala Lumpur pada 26–27 Mei 2025.


Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.