Jakarta (ANTARA) - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re optimis bisnis perusahaan bisa bertumbuh pada tahun ini yang didukung terjaganya stabilitas ekonomi.
“Kami optimis terhadap peluang pertumbuhan yang didorong oleh stabilitas ekonomi nasional, peningkatan kesadaran terhadap pentingnya asuransi, serta akselerasi digitalisasi di industri reasuransi,” ucap Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu dalam keterangannya di Jakarta, Senin
Namun, diakuinya masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi, seperti ketidakpastian global, perubahan regulasi, dan dinamika risiko
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Benny mengatakan akan memperkuat strategi pertumbuhan berkelanjutan dengan memfokuskan kepada inovasi produk, diversifikasi portofolio, serta optimalisasi proses bisnis berbasis data dan teknologi.
Benny menuturkan bahwa strategi risk-driven business merupakan salah satu strategi unggulan yang diterapkan perseroan untuk menjaga stabilitas operasional sepanjang tahun ini.
"Salah satu strategi unggulan perusahaan di tahun 2025 adalah risk-driven business, di mana setiap keputusan strategis dilakukan dengan berbasis manajemen risiko untuk menjamin stabilitas operasional,” katanya.
Ia menyatakan bahwa strategi tersebut juga ditempuh untuk memastikan keberlanjutan bisnis jangka panjang serta sebagai respons yang efektif dan efisien terhadap dinamika pasar
Selain itu, ia mengatakan bahwa perseroan juga menerapkan pendekatan berbasis analisis pasar yang mendalam dan pengelolaan risiko yang adaptif.
Baca juga: Jamaah calon haji asal Mataram meninggal dapat asuransi satu kali Bipih
“Evaluasi terhadap efektivitas strategi yang dijalankan akan dilakukan secara berkala guna memastikan keselarasan dengan perkembangan industri dan kebutuhan pasar,” ujar Benny.
Ia menuturkan bahwa meskipun pasar industri asuransi dan reasuransi dalam negeri diproyeksikan menjadi lebih fleksibel (softening) tahun ini karena meningkatnya kapasitas reasuransi yang tersedia mulai paruh kedua 2024, perusahaan tetap mencanangkan target usaha yang konservatif.
Baca juga: Intermediasi SJK syariah masih tumbuh positif per Februari 2025
Berdasarkan target tersebut, perseroan akan bertumpu pada hasil underwriting, yakni pendapatan yang diperoleh dari selisih antara pendapatan premi dengan beban klaim dan beban operasi, daripada pertumbuhan premi.
Setelah secara fundamental membenahi pendekatan underwriting dengan kebijakan akseptasi sejak 2023, pada tahun ini Indonesia Re akan berfokus pada pembenahan model operasi dengan mengevaluasi SOP, pengembangan teknologi, serta peningkatan kapabilitas SDM
“Dengan langkah-langkah strategis yang terarah serta eksekusi yang disiplin, Indonesia Re berkomitmen untuk meningkatkan daya saing, memperkuat fundamental bisnis, serta menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan di tahun 2025 dan seterusnya,” kata Benny.
