Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat siap meluncurkan program desa berdaya dalam mendukung penguatan pembangunan dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
"Bulan Juni ini akan kita luncurkan. Koordinasi dengan para bupati dan wali kota," ujarnya pada penutupan Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) 2025 di Mataram, Rabu.
Gubernur NTB menyampaikan langkah yang telah dilakukan dan akan kembali diluncurkan. Tujuan utamanya agar seluruh masyarakat merasakan kesejahteraan.
"Tidak ada satu pun yang tertinggal dalam kesejahteraan," kata Iqbal sapaan karib Gubernur NTB.
Dalam Musrenbang yang dihadiri Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian bersama Wamen Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard, Iqbal mengatakan akan memperbanyak kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran atau MICE, sehingga setiap bulan ada satu agenda.
"Sudah digelar acara melibatkan 27 duta besar datang. Kemudian paralayang yang hadirkan 9 negara. Fornas ke VIII ditargetkan melibatkan 15 ribu orang, sebagai pemanasan sebelum PON 2028," ucapnya.
Baca juga: Pemprov NTB susun payung hukum danah hibah program desa berdaya
Menurutnya, kontribusi tambang ke depan dapat diperkecil sehingga efek luas tambang kalah oleh pariwisata maupun pertanian.
"Kita harapkan dari pertanian, kehutanan, perikanan dapat memberikan 21,45 persen distribusi PDRB sesuai lapangan usaha," katanya.
Untuk itu, Iqbal mematok, sumbangsih dari pariwisata 2025 sekitar 11,64 persen, menjadi 12,60 persen pada 2029.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian dalam kesempatan ini menyampaikan baru kali ini hadir di Musrenbang, secara khusus baru di NTB.
"Saya tahu peta di NTB. Ada kemajuan di NTB. Mendukung NTB untuk melompat," katanya.
Baca juga: Resmikan Desa Berdaya Tetebatu, PLN NTB dukung peningkatan pariwisata Lombok Timur
Tito pun menyinggung soal pertumbuhan ekonomi, ini angka yang penting. Angka ini menunjukkan daerah lagi maju atau stagnan. Secara nasional 4,87 persen.
"Kalau di atas nasional, malah akan bagus. NTB ini minus karena 1,47 persen karena ekspor tambang dihentikan," ujarnya.
Mantan Kapolri melanjutkan, angka inflasi di NTB terjaga memenuhi target 1,63 persen. Ini kerja bagus. Begitu pula pengangguran terbuka-nya rendah hanya 2,73 persen.
"Bagus di bawah nasional 4,91 persen," ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Tito menyinggung gini rasio NTB di angka 0,375, ini menunjukkan di daerah tertentu di NTB masih ada jarak antara yang miskin dan kaya.
"Berarti masih ada yang kaya banget dan miskin banget Pak Gubernur. Ini menjadi catatan," katanya.
Baca juga: Rumah Zakat Resmikan Desa Berdaya di NTB
Baca juga: PLN NTB dorong peningkatan ekonomi dan lingkungan dengan program Desa Berdaya