Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko menyatakan bahwa investasi yang memberikan dampak sosial lebih efektif untuk menghapus kemiskinan di Indonesia dalam jangka panjang.
"Kita sudah menerima beberapa kunjungan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa perusahaan asing. Kebanyakan dari mereka justru banyak datang ke kita karena melihat bahwa pemerintah menawarkan sosial impact investment atau investasi yang berdampak sosial," katanya dalam diskusi di Jakarta, Rabu malam.
Menurutnya, saat ini kesadaran dunia terhadap bisnis berkelanjutan yang mengedepankan konservasi lingkungan dan memberdayakan masyarakat sudah semakin tinggi, dengan bantuan teknologi dan akal imitasi (AI) yang dapat mengoptimalkan upaya-upaya untuk mengentaskan kemiskinan.
"Sudah menjadi arus global bahwa bisnis atau investasi itu harus membawa dampak sosial, dalam hal ini adalah mengentaskan kemiskinan melalui pendekatan-pendekatan entrepreneurship (kewirausahaan). Jadi, masyarakat harus menjadi bagian dari ekosistem inovasi teknologi," ujar dia.
Baca juga: BP-Taskin dorong pengentasan kemiskinan di Lombok Utara
Budiman mencontohkan salah satu teori dari Ekonom asal Amerika Serikat, Jeffrey Sachs yang melihat bahwa ekonomi berkelanjutan yang dilengkapi dengan penerapan teknologi dapat memberi dampak sosial lebih tinggi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat ketimbang perekonomian yang cenderung ekstraktif.
"Pendekatan yang kami lakukan ini, kalau sukses bisa menjadi inspirasi bagi negara lain, karena kita selain investasi yang berdampak sosial, kita juga ada inovasi teknologi yang berdampak sosial, itu saja cirinya untuk mendorong pertumbuhan bersama atau inclusive growth. Menurut saya ini bagus karena komprehensif dan holistik, terasa betul bisa menyambungkan titik-titik penting antara ekologi, sosiologi, teknologi, dan antropologinya bisa terhubung dengan baik," paparnya.
Baca juga: Menuju NTB nol Kemiskinan ekstrem 2029: Ikhtiar Gubernur NTB melalui kerja lintas sektor
Ia juga mengemukakan, PBB memberikan penawaran kepada Indonesia untuk memfasilitasi pertemuan dengan 190 perusahaan asing maupun dalam negeri untuk menggalakkan konsep investasi yang berdampak sosial.
"Mereka sudah siap, bahkan PBB mengatakan, ayo BP Taskin kami fasilitasi bikin pertemuan dengan 190-an perusahaan di Indonesia untuk menggalakkan konsep social impact investment, baik perusahaan Indonesia maupun perusahaan asing yang ada di Indonesia," tuturnya.