Seekor mamalia dugong mati terdampar di Perancak-Jembrana

id BKSDA Bali,Mamalia Dugong ,Duyung di Jembrana ,Penyebab duyung mati ,Mamalia laut Dugong

Seekor mamalia dugong mati terdampar di Perancak-Jembrana

Tim Resor Jembrana bersama tim dokter hewan Yayasan Jaringan Satwa Indonesia melakukan nekropsi terhadap seekor mamalia Dugong atau Duyung (Dugong dugon) di Pantai Desa Perancak, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Sabtu (19/7/2025). ANTARA/HO-Humas BKSDA Bali

Denpasar (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali mengungkapkan seekor mamalia dugong (duyung) mati terdampar di Pantai Desa Perancak, Kabupaten Jembrana, Bali, Sabtu.

Kepala Balai KSDA Bali Ratna Hendratmoko mengatakan mamalia dugong tersebut ditemukan sekitar pukul 07.15 Wita oleh warga yang dilaporkan oleh Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih.

Berdasarkan hasil identifikasi Tim BKSDA Resor Jembrana bersama tim dokter hewan Yayasan Jaringan Satwa Indonesia, mamalia laut jenis dugong atau duyung (dugong dugon) memiliki panjang badan 2,56 meter dan lebar 1,6 meter, berjenis kelamin betina.

Pada saat yang bersamaan juga dilakukan nekropsi untuk mengetahui penyebab satwa mati terdampar.

"Hasil nekropsi tersebut secara fisik menunjukkan adanya abnormalitas (tidak normal) pada sistem respirasi (pernafasan), berupa peradangan dan perubahan warna," kata Hendratmoko.

Baca juga: Kamera jebak dipasang di Pulau Moyo untuk pantau kakatua kecil jambul kuning

Hal itu, kata dia, bisa menjadi salah satu penyebab kematian pada satwa tersebut.

Bangkai satwa dugong tersebut dikubur di lokasi terdamparnya dugong tersebut.

Baca juga: Ahli: Perubahan iklim ancam populasi kakatua kecil jambul kuning di NTB

Penguburan dilakukan pada Sabtu pukul 13.30 Wita.

Ratna Hendratmoko menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah melaporkan dan membantu selama proses identifikasi dan evakuasi satwa.

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Bali agar melaporkan apabila ada kejadian serupa.


Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.