BPOM Mataram dorong hilirisasi riset obat bahan alam

id balai bpom mataram,hilirisasi riset,industrialisasi obat,obat bahan alam,obat herbal,jamu

BPOM Mataram dorong hilirisasi riset obat bahan alam

Kepala Balai Besar POM Mataram Yosef Dwi Irwan memaparkan materi terkait obat bahan alam dalam sesi bimbingan teknis para pelaku usaha obat bahan alam di kantor Balai Besar POM Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (8/9/2025). ANTARA/Sugiharto Purnama

Mataram (ANTARA) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) Mataram mendorong berbagai kampus di Nusa Tenggara Barat untuk melakukan hilirisasi riset obat bahan alam agar hasil penelitian mahasiswa maupun dosen tidak berakhir dalam bentuk dokumen atau jurnal.

"Kami siap melakukan pendampingan (perizinan) kepada perguruan tinggi. Kami mendorong agar sumber-sumber mungkin tumbuhan atau flora lokal di NTB bisa diangkat menjadi suatu produk unggulan," kata Kepala Balai Besar POM Mataram Yosef Dwi Irwan saat ditemui di Mataram, Senin.

Yosef menuturkan gaya hidup back to nature atau kembali ke alam telah memacu masyarakat masuk ke dalam tren penggunaan obat bahan alam.

Baca juga: BPOM Mataram bantu pelaku usaha kembangkan obat bahan alam

Konsumsi obat bahan alam semakin meningkat seiring dengan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan. Racikan obat dari tumbuhan, hewan, mineral atau kombinasi bahan-bahan alam tersebut dianggap lebih aman ketimbang obat kimia yang memiliki efek samping jangka panjang.

Warisan budaya leluhur melalui jamu hingga tanaman obat yang dibudidayakan di perkarangan rumah turut berperan dalam tren penggunaan obat bahan alam.

Baca juga: Dinkes-BPOM Mataram awasi MBG pastikan keamanan pangan

Apalagi UNESCO mengakui jamu sebagai warisan budaya tak benda dunia pada 6 Desember 2026 membuat masyarakat kian tertarik menggali kearifan lokal tentang pengobatan tradisional yang bersumber dari alam.

"UNESCO menetapkan jamu sebagai warisan budaya ini tentu suatu hal yang sangat membanggakan," kata Yosef.

Lebih lanjut dia menyampaikan ada banyak hasil riset perguruan tinggi yang bisa masuk ke skala produksi. Kampus perlu memiliki tempat produksi dari produk riset tersebut mulai dari obat tradisional, kosmetik, hingga produk pangan.

Menurut Yosef, hilirisasi hasil riset perguruan tinggi menjadi produk obat bahan alam mampu memberikan nilai tambah bagi bahan baku obat yang dibudidayakan oleh masyarakat.

"Izin edar penting karena bagian dari legalitas, tetapi bagaimana dengan legalitas semakin meningkatkan nilai dari produk tersebut," pungkasnya.

Baca juga: BPOM tetapkan Kota Mataram jadi lokus program keamanan pangan 2025
Baca juga: Pemkot Mataram dan BPOM lakukan pengawasan jajanan takjil Ramadhan
Baca juga: Polisi minta BPOM uji nasi bungkus yang diduga menjadi penyebab keracunan

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.