TNGR tingkatkan fasilitas penanganan darurat di Gunung Rinjani

id Balai TNGR ,NTB,Gunung Rinjani,penanganan darurat

TNGR tingkatkan fasilitas penanganan darurat di Gunung Rinjani

Pengecekkan bantuan drone untuk penanganan darurat di kawasan Gunung Rinjani, Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram, Selasa (23/12/2025). ANTARA/Akhyar Rosidi.

Mataram (ANTARA) - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mendapat bantuan satu set drone thermal dan peralatan rescue dari Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) untuk memperkuat upaya evakuasi darurat.

"Bantuan ini juga untuk meningkatkan pengawasan kawasan dan pemantauan aktivitas pendakian di Gunung Rinjani," kata Kepala Subbagian Tata Usaha Balai TNGR NTB Astekita Ardiaristo di Mataram, Selasa.

Ia mengatakan, drone tersebut memiliki teknologi thermal yang mampu mendeteksi suhu tubuh manusia dan hewan. Perangkat ini dinilai sangat membantu dalam pencarian pendaki yang tersesat atau mengalami kecelakaan di jalur pendakian.

“Drone thermal ini sudah dilengkapi sistem positioning dengan akurasi sentimeter, sehingga sangat membantu untuk evakuasi dan monitoring kawasan,” katanya.

Baca juga: Pendakian Gunung Rinjani Lombok di tutup awal Januari 2026

Menurutnya, drone tersebut juga dilengkapi real time kinematic (RTK) yang memungkinkan pemetaan dan penentuan posisi secara presisi.

Selain untuk evakuasi, perangkat ini dapat digunakan untuk pengawasan tutupan lahan dan pemantauan aktivitas pendakian di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.

Keunggulan lain dari drone ini adalah dukungan sumber daya listrik yang fleksibel. Balai TNGR menerima power bank berbasis tenaga angin, sehingga operasional drone tetap dapat dilakukan meski berada di kawasan terpencil.

“Kalau dibawa ke atas kawasan, tidak perlu khawatir kehabisan daya,” ujarnya.

Baca juga: Balai TNGR turunkan tim tingkatkan kelestarian Gunung Rinjani Lombok

Ia menyebut, penggunaan drone thermal akan membuat penanganan darurat menjadi lebih optimal karena memang dirancang khusus untuk kebutuhan evakuasi.

"Jangkauan pengoperasian drone mencapai lebih dari dua kilometer, tergantung kondisi medan dan lokasi kejadian," katanya.

Selain drone, Balai TNGR juga menerima bantuan peralatan SAR lengkap, mulai dari tandu, tali, hingga perlengkapan rappelling. Peralatan tersebut ditempatkan di sejumlah titik strategis, seperti Pos Pendakian Balun, Pelawangan, dan beberapa shelter di jalur pendakian Rinjani.

“Dengan penempatan alat di beberapa titik, ketika terjadi kejadian darurat, tim tinggal mengerahkan personel tanpa harus membawa perlengkapan dari bawah,” katanya.

Rencananya, drone thermal akan ditempatkan di resort Balai TNGR, saat tidak digunakan untuk penanganan darurat, alat tersebut akan dimanfaatkan untuk latihan personel agar kesiapsiagaan tetap terjaga.

“Kalau kejadian di atas drone bisa langsung dibawa naik karena sudah dilengkapi tas gendong, jadi mobilisasinya lebih mudah,” katanya.

Baca juga: Pendaki meninggal dievakuasi dari Gunung Rinjani
Baca juga: Pendaki Gunung Rinjani diingatkan tetap waspada dampak cuaca ekstrem

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.