Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan kenaikan debit air di sejumlah sungai akibat hujan deras yang melanda Kota Mataram selama dua hari dinilai masih aman.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Akhmad Muzaki di Mataram, Rabu, mengatakan, berdasarkan laporan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) ketinggian air pada sejumlah sungai di Mataram sekitar 80 sentimeter.
"Kalau ketinggiannya masih 80 sentimeter berarti masih aman, kecuali kalau sudah naik sampai 110 sentimeter barulah berstatus awas," katanya.
Adapun sungai yang melintasi Kota Mataram meliputi Sungai Jangkuk, Ancar, Brenyok, dan Kali Unus.
Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau masyarakat agar terus waspada dan melakukan berbagai langkah antisipasi untuk menghindari bencana banjir akibat meluapnya air sungai.
Langkah antisipasi dapat dilakukan dengan melakukan pembersihan aliran sungai, saluran, dari sampah atau barang-barang yang dinilai dapat menghambat aliran sungai.
"Tumpukan sedimen, sampah, kayu, dan lainnya di sungai atau saluran bisa menghambat aliran air dan memicu luapan air ke permukaan bahkan ke permukiman warga," katanya.
Muzaki mengatakan, banjir yang melanda Kota Mataram pada 6 Juli 2025 hendaknya bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat terutama yang berada di sepadan sungai agar dapat berpartisipasi menjaga kebersihan sungai dan lingkungan sekitar.
Baca juga: BPBD siagakan posko darurat antisipasi banjir rob di Mataram
"Dengan adanya banjir itu, masyarakat kami harapkan lebih peduli dan awas terhadap berbagai potensi banjir dengan melakukan langkah-langkah antisipasi," katanya.
Sejauh ini, lanjut Muzaki, selama Kota Mataram diguyur hujan dua hari berurut-urut, pihaknya belum menerima laporan adanya dari masyarakat yang terdampak banjir.
Baca juga: Sebanyak 20 desa di Lombok Timur rawan bencana banjir
Masyarakat hanya melaporkan terjadi genangan pada titik-titik tertentu seperti di Jalan Lingkar Selatan, dan kawasan Rembiga dan itu sudah ditangani Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram.
"Kalau genangan yang terjadi di Mataram, akan hilang 1-2 jam setelah hujan selesai. Genangan terjadi karena adanya antrean air ke saluran primer," katanya.
