NTB berpotensi diguyur hujan hingga 20 September 2025

id BMKG NTB,potensi hujan,cuaca hujan NTB, bencana hidrometeorologi

NTB berpotensi diguyur hujan hingga 20 September 2025

Pengendara motor saat melintas ketika terjadi hujan di wilayah NTB, Minggu (02/03/2025) ANTARA/Akhyar Rosidi

Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan seluruh wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) berpotensi diguyur hujan pada dasarian II bulan ini, dari tanggal 11 hingga 20 September 2025.

"Peluang terjadi hujan dengan intensitas lebih dari 20 milimeter per dasarian sebesar 80 sampai 90 persen terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah bagian utara, dan sebagian kecil Kabupaten Lombok Utara," kata prakirawan Stasiun Klimatologi BMKG NTB Afriyas Ulfah di Mataram, Kamis.

Afriyas mengatakan potensi hujan juga diprakirakan terjadi di sebagian wilayah Sumbawa bagian barat dan sebagian wilayah Dompu.

Pada dasarian I dari tanggal 1-10 September 2025, BMKG melaporkan curah hujan di seluruh wilayah Nusa Tenggara Barat secara umum berada pada kategori rendah (0-50 milimeter per dasarian) hingga kategori menengah (51-150 milimeter per dasarian).

Baca juga: Ada tiga faktor pemicu hujan awet di NTB

Menurut Afriyas, ada sebagian kecil wilayah dengan kategori curah hujan tinggi berkisar antara 151 sampai 200 milimeter per dasarian di sebagian kecil wilayah Sumbawa Barat bagian selatan.

Sifat hujan pada dasarian I September 2025 di wilayah Nusa Tenggara Barat secara umum memiliki sifat hujan atas normal.

"Curah hujan tertinggi pada pos hujan Lunyuk di Kabupaten Sumbawa Barat sebesar 241 milimeter per dasarian," ucap Afriyas.

Baca juga: Masyarakat di Lombok Timur diingatkan waspadai cuaca ekstrem

Hujan yang mengguyur sejak dasarian I dan diprakirakan masih berlanjut hingga dasarian II September 2025, membuat daerah yang mengalami status awas kekeringan menjadi berkurang dari sebelumnya 11 kecamatan di lima kabupaten dan satu kota menjadi hanya tiga kecamatan di dua kabupaten.

Saat ini daerah yang masih mengalami status awas kekeringan adalah Kecamatan Lape dan Kecamatan Moyohilir di Kabupaten Sumbawa, serta Kecamatan Sabelia di Kabupaten Lombok Timur. Adapun daerah yang mengalami status siaga dan waspada nihil.

Baca juga: Tanaman tembakau di Lombok Tengah rusak akibat cuaca ekstrem

Prakirawan Stasiun Klimatologi BMKG NTB I Gede Widi Hariarta mengungkapkan seluruh wilayah Nusa Tenggara Barat saat ini masih berada dalam periode musim kemarau meski beberapa daerah masih terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

Ia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi kekeringan dan bencana kebakaran hutan serta lahan.

"Masyarakat agar dapat memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air, seperti embung, waduk atau penampungan air hujan lainnya," pungkas Widi Hariarta.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.