Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama sejumlah mitra melakukan kolaborasi dalam rangka mendorong inovator muda menghadirkan berbagai inovasi dan kreativitas dalam mendukung iklim perhajian.
"BPKH tidak hanya berfokus pada pengelolaan dana haji, tetapi juga mendorong generasi haji muda menjadi social entrepreneur dan mendorong lahirnya inovasi sosial yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat luas," ujar Anggota BPKH Harry Alexander di Jakarta, Minggu.
Program Sociopreneur Challenge 2025 bertujuan mendorong lahirnya generasi muda untuk memiliki kepedulian sosial dan kemampuan menciptakan solusi berkelanjutan untuk menjawab tantangan di tengah masyarakat khususnya perhajian.
Kompetisi ini mendorong lahirnya ide usaha yang aplikatif, berdampak nyata, dan terhubung dengan jejaring lintas sektor. Kompetisi ini dinilai oleh dewan juri lintas disiplin ilmu.
Sejak proses penjurian yang dimulai pada Juli 2025, kompetisi ini telah mengantarkan lima tim dari enam puluh sembilan tim yang masuk dari berbagai perguruan tinggi dan komunitas wirausaha sosial dengan gagasan inovatif pada bidang ekosistem haji, digital, kesehatan, dan energi terbarukan.
Tim Berlian Depok dari Universitas Indonesia berhasil meraih Juara 1 berkat aplikasi layanan jamaah SAHABA yang unggul secara fungsional dan berdampak sosial. Lalu, juara 2 diraih oleh Tim Roiloka dari Sulawesi Selatan dengan produk minyak esensial yang mengangkat potensi lokal.
Baca juga: Strategi investasi dana haji pertimbangkan imbal hasil & risiko
Sementara itu, Juara 3 jatuh kepada Tim AITIES dari ITS dengan smartwatch haji SAHABI yang mendukung kenyamanan dan keselamatan jamaah.
Selain para pemenang utama, dua finalis juga menarik perhatian juri: Tim GlycoEase dari Universitas Sumatera Utara dengan gula cair herbal GlycoEase dan Tim Wisata Niaga yang berasal dari Universitas Jenderal Soedirman dengan solusi energi terbarukan HIEREN, keduanya meraih Juara Harapan 1.
Harry mengatakan kegiatan Sociopreneur Challenge 2025 sejalan dengan visi memperkuat ekosistem haji yang inklusif dan berdampak pada ekonomi riil masyarakat.
Baca juga: BPKH tingkatkan pelayanan haji di Arab Saudi lewat berbagai inovasi
Kolaborasi dengan sejumlah mitra yakni BPKH, Goodstarter UI, Danamon Syariah , dan travel haji dan umrah memperlihatkan pentingnya sinergi berbagai pihak dalam membangun fondasi kewirausahaan sosial di Indonesia dan penguatan ekosistem perhajian.
"Melalui pendekatan yang inovatif dan kolaboratif, kegiatan ini membuka peluang baru bagi pengembangan ekosistem yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berdampak luas," kata Harry.
