Program "Satu RT Satu APAR" harus tetap berjalan

id kebakaran jakarta,dprd dki,satu rt satu apar,APAR Jakarta

Program "Satu RT Satu APAR" harus tetap berjalan

Warga melihat kondisi rumahnya yang hangus terbakar di Jalan Tangki, Tamansari, Jakarta, Senin (29/9/2025). Dinas Gulkarmat DKI Jakarta mencatat kerugian dampak dari kebakaran permukiman padat penduduk yang diduga disebabkan korsleting listrik dan menghanguskan sekitar 400 rumah warga itu mencapai Rp28 miliar. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nz

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah mengatakan program "Satu RT Satu Alat Pemadam Api Ringan (APAR)" harus terus dijalankan untuk mencegah kebakaran.

“Program 'Satu RT Satu APAR' memang harus terus dijalankan, apalagi khususnya di kondisi yang padat penduduk,” ujar Ima saat dijumpai di lokasi kebakaran Tamansari, Jakarta Barat, Senin.

Selain pengadaan APAR, Ima mengatakan penyediaan hidran di lokasi padat penduduk juga dapat dilakukan. Hanya saja, pengadaan hidran tak bisa sembarang dilakukan karena perlu dipastikan titik-titik yang dapat menyediakan air untuk pengadaan hidran.

“Memang harus di crosscheck terlebih dahulu, kira kira cocoknya hidran atau APAR,” kata Ima.

Baca juga: Sebanyak 1.129 warga kehilangan rumah kebakaran di Tamansari Jakbar

Saat meninjau lokasi kebakaran, beberapa warga juga mengeluhkan soal sulitnya mobil pemadam kebakaran (damkar) untuk menjangkau lokasi karena keterbatasan lokasi dan banyaknya kabel listrik yang menjuntai.

Baca juga: Gara-gara Korek Api Asrama Ponpes Cahaya Bangsa Lotim Terbakar

Namun, kata Ima, persoalan itu perlu menjadi catatan dan pembelajaran bagi pihak Damkar agar bisa melakukan penanggulangan kebakaran sejak awal.

“Beberapa masyarakat menyampaikan terkait adanya kesulitan ketika mobil damkar masuk karena kondisi kabel, jalanan yang agak kecil. Ini bisa menjadi pelajaran juga buat damkar agar kita bisa menanggulangi dari awal,” kata Ima.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.