Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiagakan ratusan petugas untuk mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, abrasi pantai, pohon tumbang, dan lainnya selama musim hujan di kota itu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Senin, mengatakan, petugas yang disiagakan sebanyak 320 orang.
"Mereka masing-masing bertugas untuk melakukan penanganan drainase, sungai, pantai dan bahu jalan di wilayah Kota Mataram," katanya.
Selama musim hujan, katanya, ratusan petugas itu disiagakan 24 jam kecuali hari Minggu mereka bisa libur. Tapi mandor, pengamat dan pengawas pengairan harus tetap siaga 24 jam meskipun hari libur.
Hal itu dimaksudkan untuk mengantisipasi kejadian bencana, sehingga mereka dibutuhkan kecermatan dan ketepatan untuk hadir di kantor dan sama-sama ke lapangan melakukan penanganan segera.
"Prinsipnya, selama 24 jam setiap hari petugas kami harus siaga," katanya.
Baca juga: Petugas kebersihan di Mataram dioptimalkan selama musim hujan
Semua petugas yang disiagakan untuk penanganan drainase, sungai, pantai, dan bahu jalan dilengkapi dengan peralatan dasar kerja sesuai kebutuhan masing-masing, seperti sekop, cangkul, sapu, dan sabit, alat bantu seperti linggis, tangga, dan tali, serta peralatan keselamatan seperti masker dan sepatu bot.
"Petugas juga disiapkan armada untuk penanganan sampah di drainase, sungai, laut, dan bahu jalan," katanya.
Dari empat jenis tugas tersebut, katanya, yang paling berperan saat ini adalah petugas penanganan drainase, mereka setiap hari harus turun ke titik-titik saluran memastikan tidak ada sumbatan-sumbatan sampah yang berpotensi menghambat aliran air ketika terjadi hujan.
Baca juga: Layanan kesehatan 24 jam di Mataram diaktifkan selama musim hujan
Selain itu petugas yang menangani sungai, mereka juga harus melakukan penanganan sampah yang dapat menghambat aliran air ke hilir.
"Petugas di sungai juga membersihkan sedimentasi di pinggir sungai dan tengah sungai agar sungai bisa berfungsi optimal saat hujan," katanya.
Petugas Dinas PUPR yang tidak kalah penting selama musim hujan, kata Lale, adalah petugas penjaga pintu air yang berada di wilayah perbatasan.
Para petugas itu harus memantau perubahan debit air di kawasan hulu agar dapat diinformasikan lebih cepat ketika ada peningkatan signifikan.
"Informasi dini, dapat mengurangi dampak dan risiko dari potensi bencana yang akan timbul," katanya.
Baca juga: Dinsos Mataram siaga dapur umum antisipasi bencana
Baca juga: Koordinasi antar daerah di Mataram ditingkatkan antisipasi banjir
