Mataram (ANTARA) - Pengamat politik Voxpol, Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengingatkan Presiden Terpilih Joko Widodo untuk disiplin dalam menentukan jatah kursi di kabinet baru 2019-2024 dalam mengakomodasi tuntutan dari kalangan pendukung.
"Presiden Joko Widodo harus tetap disiplin tempatkan orang. Misalnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mengajukan sepuluh nama atau Nasdem 11 nama untuk duduk di jabatan menteri," kata Pangi.
Pernyataan itu disampaikan Pangi saat menjadi narasumber dalam acara Polemik bertema "Ribut Rebut Kursi Menteri" yang digelar Trijaya Network di D'consulate Resto n Launge, Jakarta Pusat, Sabtu siang.
Pangi menyebut permintaan jatah kursi menteri menjelang terbentuknya kabinet baru pemerintahan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin memenuhi unsur kepatutan sebagai bentuk usulan.
Namun Pangi menegaskan bahwa keputusan untuk mengakomodasi pengajuan nama kader terbaik parpol yang akan membantu pemerintahan Indonesia ke depan, sepenuhnya ada di tangan Joko Widodo.
Pangi mengatakan pengajuan nama-nama kader partai politik pendukung merupakan hal wajar usai "peperangan politik" dalam Pilpres.
"Misalnya Nasdem ngotot ingin tetap pegang kursi Jaksa Agung. Dia tahu posisi ini penting," katanya.
Hasil kajian Voxpol mengungkap jabatan Jaksa Agung sangat menguntungkan Nasdem dalam mendongkrak perolehan kursi di sejumlah daerah.
"Setelah saya pelajari kenapa Nasdem kursinya naik, banyak kepala daerah bermasalah secara hukum, tapi mereka merapat ke Nasdem kemudian jadi kepala daerah. Itu berhasil membawa Nasdem 'leading' di papan atas sekarang," katanya.
Baca juga: NasDem usulkan 11 kursi menteri
Pangi juga mengungkap adanya indikasi dari sejumlah partai yang sebelumnya menjadi lawan politik Joko Widodo selama kontestasi Pilpres 2019, mulai merapat ke pemerintah untuk minta diakomodasi dalam susunan kabinet baru.
"Belum lagi ada parpol yang mencoba masuk di tengah jalan," katanya.
Tingginya perebutan kursi di kabinet baru, kata Pangi, bisa saja diantisipasi dengan menambah kementerian atau jabatan baru dalam susunan kerja pemerintah ke depan.
"Dulu Soesilo Bambang Yudhoyono mengakali dengan wakil menteri, itu untuk mengakomodasi kepentingan. Kalau ada nomenklatur baru itu bisa saja. Kalau memang penting, silakan saja menambah kementerian baru," ujarnya.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Zuhairi Misrawi, mengatakan Joko Widodo memiliki banyak figur terbaik untuk menduduki kursi kabinet menjelang pembentukan pemerintahan baru 2019-2024.
"Tidak sulit bagi Pak Joko Widodo memilih kader menteri. Kita lihat bagaimana Pak Joko Widodo di apresiasi kepala negara yang tergabung dalam G-20. Indonesia punya kesempatan emas, karena banyak figur terbaik di sekelilingnya," katanya.
Situasi tersebut menjadi tantangan bagi Joko Widodo dalam menentukan figur terbaik yang akan membantu kerja pemerintah ke depan.
"Kabinet nanti adalah yang siap membangun manusia Indonesia mampu menjawab tantangan zaman secara ekonomi, politik, dan kebudayaan," katanya.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56