Liga Muslim Dunia dan MPR RI menolak diskriminasi umat beragama

id Sekjen Liga Muslim Dunia,Tolak diskriminasi umat beragama,Jazilul Fawaid

Liga Muslim Dunia dan MPR RI menolak diskriminasi umat beragama

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid saat bersalaman dengan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz di kompleks Kerajaan Arab Saudi, Senin (23/12/2019). ANTARA/HO MPR RI/am.

Jakarta (ANTARA) - Liga Muslim Dunia (Rabithah Al Alam Al Islami) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia memiliki komitmen bersama untuk menolak diskriminasi umat beragama.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Jazilul Fawaid lewat pesan singkat yang diterima Antara setelah pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Mohammed bin Abdul Karim Al-Issa di Kompleks Kerajaan Arab Saudi, Senin (23/12).

"Kami bertemu dengan Ketua Rabithah Alam Islami (Liga Muslim Dunia) untuk menguatkan komitmen menolak setiap tindak kekerasan atas nama agama dan sekaligus membantu sesama muslim yang mengalami diskriminasi dan kekerasan kemanusiaan," ujar Jazilul dalam keterangannya yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.

Pria asal Bawean Gresik Jawa Timur itu mengatakan jika Sekjen Liga Muslim Dunia berencana mengunjungi Indonesia diperkirakan pada bulan Februari 2020.

Di Indonesia, Mohammed bin Abdul Karim Al-Issa akan hadir di Gedung MPR RI sekaligus menyampaikan pidato di hadapan tokoh-tokoh Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Islam yang ada di Indonesia.

"Diperkirakan bulan Februari 2020, ada rencana kehadiran ketua Liga Muslim Dunia ke Indonesia untuk hadir di gedung MPR RI sekaligus menyampaikan pidato di hadapan para tokoh Ormas Islam Indonesia," ujar Jazilul.

Selain agenda menghadiri pertemuan di Gedung MPR RI, Sekjen Liga Muslim Dunia juga akan mengunjungi kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Jazilul mengatakan Sekjen Rabithah Al Alam Al Islami itu rencananya akan mendapat gelar Doktor honoris causa dari UIN Malang.

Namun sampai berita ini ditulis, Antara masih terus mencoba menghubungi pihak UIN Malang untuk mendapatkan konfirmasi perihal pemberian gelar tersebut.