Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat sebanyak lima kali gempa guguran terjadi di Gunung Merapi selama periode pengamatan pada Sabtu mulai pukul 00.00 sampai 12.00 WIB.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Sabtu, menyebutkan, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat 3 kali gempa hembusan, 1 kali gempa low frekuensi, dan 1 kali gempa vulkanik dangkal.
Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi periode 24 hingga 30 Januari 2020, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari dominan berkabut.
Ia menjelaskan dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat sebanyak 13 kali gempa hembusan (DG), 1 kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), 2 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 22 kali gempa Fase Banyak (MP), 38 kali gempa Guguran (RF), 12 kali gempa Low Freuensi (LF) dan 10 kali gempa Tektonik (TT). Kegempaan MP dan RF pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu.
Sementara itu, analisis morfologi area kawah Gunung Merapi berdasarkan foto dari sektor Tenggara juga tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi yang signifikan.
Volume kubah lava berdasarkan analisis foto udara dengan drone tanggal 19 November 2019 sebesar 396.000 meter kubik. "Kubah lava saat ini dalam kondisi stabil," ujar Hanik.
Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan curah hujan tertinggi sebesar 35 mm per jam selama 40 menit di Pos Jrakah pada tanggal 25 Januari 2020. Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan dengan potensi guguran lava dan awan panas yang dapat menimbulkan hujan abu, maka masyarakat di sekitar Gunung Merapi diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG atau ke kantor BPPTKG.
Berita Terkait
Guguran lava Gunung Merapi meluncur sejauh 1,2 km
Jumat, 2 Februari 2024 10:29
Gunung Merapi di Yogyakarta alami letusan dengan tinggi kolom tidak teramati
Senin, 22 Januari 2024 6:40
Gunung Merapi kembali semburkan awan panas
Kamis, 4 Januari 2024 19:59
Gunung Merapi Jateng mengalami 71 gempa guguran
Rabu, 27 Desember 2023 7:03
Gunung Merapi mengeluarkan belasan kali guguran lava
Kamis, 14 Desember 2023 6:02
BNPB minta warga waspadai potensi bahaya guguran lava Gunung Merapi
Minggu, 10 Desember 2023 6:02
Posko Antemortem menerima tujuh pendaki korban erupsi Gunung Merapi
Selasa, 5 Desember 2023 7:49
Gunung Merapi Jateng meluncurkan lima kali guguran lava sejauh satu kilometer
Kamis, 16 November 2023 5:57