Taliwang (ANTARA) - Kasus Demam Berdarah (BDB) di Kabupaten Sumbawa Barat meningkat drastis dari 8 kasus pada Januari menjadi 20 kasus pada Februari 2020.
Kepala Dinas Kesehatan KSB, melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Aguslan Efendi, di Taliwang, Selasa, mengatakan, Dinas Kesehatan melalui tenaga Puskesmas Tim Gerak cepat (TGC) terus melakukan pemantauan peningkatan kasus DBD di wilayah masing-masing sebagai respon dari dampak meningkatnya kasus pada masuknya musim hujan dan cuaca yang tidak menentu seperti saat ini.
"Selain melakukan PSN Kami juga melakukan penyelidikan epidemiologi dengan cara mencari kasus di masyarakat yang diduga terkena DBB, hal ini dilakukan guna menolong pasien yang diduga terkena DBD dengan cepat sehingga kasus lain di lokasi yang sama tidak terjadi lagi," katanya.
Selain itu, tambah Aguslan, hal paling ampuh untuk mencegah DBD adalah melakukan 3M plus yaitu menguras membersihkan penampungan air, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang kembali barang bekas yang dapat dijadikan sarang nyamuk serta menaburkan bubuk Abate pada penampungan air.
Selian itu, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara membersihkan tempat-tempat penampungan air di luar dan dalam rumah juga sangat penting, membersihkan selokan dan tempat-tempat yang diduga bisa menjadi media berkembang biaknya nyamuk.
“PSN ini jika dilakukan secara tepat dan rutin maka kita dapat mencegah berkembang nya nyamuk ini, sehingga dapat menekan angka kasus DBD,” katanya.
Pengelola Program DBD/ Malaria Dinas Kesehatan KSB, Dedi Iswahyudi AMd Kep, juga berharap kepada masyarakat untuk terus melakukan PSN secara rutin dan tepat, jika tidak dilakukan pemberantasan sarang nyamuk maka telur dan jentik nyamuk akan terus berkembang.
“Ini harus dilakukan secara rutin, apalagi saat ini menurut penelitian, telur dan jentik nyamuk sudah bisa terinfeksi virus DBD dari induknya, jika jentiknya ini dewasa dan langsung menggigit orang maka orang tersebut akan langsung menderita DBD,” katanya.
Sementara pengelola Program pengamatan Penyakit dan Imunisasi, Ranggewan Putra AMd Kep juga memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa Fogging bukan jalan satu-satunya untuk memberantas DBD karena dengan cara Fogging hanya akan membunuh nyamuk dewasa saja.
“Banyak warga yang meminta Fogging, tetapi itu bukan satu-satunya cara untuk memberantas nyamuk, Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa saja tetapi jentiknya tidak. Lakukan PSN dan terapkan hidup sehat Sanitasi Total Berbasis masyarakat dapat mencegah timbulnya DBD,” jelasnya.
Ia menambahkan, Paparan zat kimia yang dilepaskan saat fogging ternyata juga dapat membawa dampak negatif bagi manusia, seperti gangguan pencernaan, pernapasan, dan sistem kekebalan tubuh.
Berikut ini adalah Gejala atau Tanda-tanda Demam Berdarah yang wajib diketahui :
Panas tinggi selama dua sampai dengan tujuh hari,
Nyeri Perut (Ulu Hati)
Pendarahan, berupa :
Bintik-bintik merah di kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah,
BAB atau Pup berdarah
Tanda-tanda Syok :
Lemah, kulit dingin dan basah.
Kepala Dinas Kesehatan KSB, melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Aguslan Efendi, di Taliwang, Selasa, mengatakan, Dinas Kesehatan melalui tenaga Puskesmas Tim Gerak cepat (TGC) terus melakukan pemantauan peningkatan kasus DBD di wilayah masing-masing sebagai respon dari dampak meningkatnya kasus pada masuknya musim hujan dan cuaca yang tidak menentu seperti saat ini.
"Selain melakukan PSN Kami juga melakukan penyelidikan epidemiologi dengan cara mencari kasus di masyarakat yang diduga terkena DBB, hal ini dilakukan guna menolong pasien yang diduga terkena DBD dengan cepat sehingga kasus lain di lokasi yang sama tidak terjadi lagi," katanya.
Selain itu, tambah Aguslan, hal paling ampuh untuk mencegah DBD adalah melakukan 3M plus yaitu menguras membersihkan penampungan air, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang kembali barang bekas yang dapat dijadikan sarang nyamuk serta menaburkan bubuk Abate pada penampungan air.
Selian itu, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara membersihkan tempat-tempat penampungan air di luar dan dalam rumah juga sangat penting, membersihkan selokan dan tempat-tempat yang diduga bisa menjadi media berkembang biaknya nyamuk.
“PSN ini jika dilakukan secara tepat dan rutin maka kita dapat mencegah berkembang nya nyamuk ini, sehingga dapat menekan angka kasus DBD,” katanya.
Pengelola Program DBD/ Malaria Dinas Kesehatan KSB, Dedi Iswahyudi AMd Kep, juga berharap kepada masyarakat untuk terus melakukan PSN secara rutin dan tepat, jika tidak dilakukan pemberantasan sarang nyamuk maka telur dan jentik nyamuk akan terus berkembang.
“Ini harus dilakukan secara rutin, apalagi saat ini menurut penelitian, telur dan jentik nyamuk sudah bisa terinfeksi virus DBD dari induknya, jika jentiknya ini dewasa dan langsung menggigit orang maka orang tersebut akan langsung menderita DBD,” katanya.
Sementara pengelola Program pengamatan Penyakit dan Imunisasi, Ranggewan Putra AMd Kep juga memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa Fogging bukan jalan satu-satunya untuk memberantas DBD karena dengan cara Fogging hanya akan membunuh nyamuk dewasa saja.
“Banyak warga yang meminta Fogging, tetapi itu bukan satu-satunya cara untuk memberantas nyamuk, Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa saja tetapi jentiknya tidak. Lakukan PSN dan terapkan hidup sehat Sanitasi Total Berbasis masyarakat dapat mencegah timbulnya DBD,” jelasnya.
Ia menambahkan, Paparan zat kimia yang dilepaskan saat fogging ternyata juga dapat membawa dampak negatif bagi manusia, seperti gangguan pencernaan, pernapasan, dan sistem kekebalan tubuh.
Berikut ini adalah Gejala atau Tanda-tanda Demam Berdarah yang wajib diketahui :
Panas tinggi selama dua sampai dengan tujuh hari,
Nyeri Perut (Ulu Hati)
Pendarahan, berupa :
Bintik-bintik merah di kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah darah,
BAB atau Pup berdarah
Tanda-tanda Syok :
Lemah, kulit dingin dan basah.