Solo, Jateng (ANTARA) - Balai Besar Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Jawa Tengah (Jateng) akan menambah kapasitas pompa air untuk mengantisipasi banjir agar tidak separah pekan lalu. "Tahun 2007-2016 tidak pernah terjadi banjir sebesar ini kan. Kami antisipasi dengan evaluasi, kemarin kami mendampingi Dirjen SDA untuk evaluasi," kata Kepala BBWS Bengawan Solo Maryadi Utama di Solo, Senin.
Ia menjelaskan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas pompa air. Harapannya agar dapat mengantisipasi air yang masuk ke permukiman warga, salah satunya di Desa Joyontakan yang terdampak cukup parah.
Ketika disebutkan upaya Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang telah mengusulkan penambahan pompa air dan selama ini belum terealisasi, baru sebatas mengoptimalkan peralatan yang ada, ia mengatakan bahwa BBWS periode 2023, saat permintaan terakhir ini hanya melakukan optimalisasi, pemeliharaan, pengoperasian, dan rehabilitasi. "Tapi tetap kami terus berusaha," katanya.
Sementara itu, terkait kejadian banjir di beberapa wilayah di Kota Solo pekan lalu, sebenarnya sudah ada upaya pemompaan dari BBWS bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Kota Surakarta.
Baca juga: Pemkab Bekasi beli mesin pompa atasi genangan
Baca juga: TNI membangun pompa hidram atasi kesulitan air bersih di Lombok Tengah
“Upaya kita dengan Dinas PUPR, kita punya 15 SPBU, 4 mobil PAM, itu yang kita kerahkan selama dua hari kemarin. Sahabat kota ada sepuluh SPBU di setiap lokasi,” ujarnya. Namun, hasil upaya tersebut kurang maksimal akibat tingginya curah hujan dan durasi hujan yang cukup lama pada Kamis (16/2).
“Kami hitung kapasitas dan produksi BBWS sekitar 22.000 liter/detik dan kota 2.000 liter/detik. Kami terus memompa air, alhamdulillah Sabtu pagi semuanya mulai kering,” demikian Maryadi Utama.
Ia menjelaskan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas pompa air. Harapannya agar dapat mengantisipasi air yang masuk ke permukiman warga, salah satunya di Desa Joyontakan yang terdampak cukup parah.
Ketika disebutkan upaya Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang telah mengusulkan penambahan pompa air dan selama ini belum terealisasi, baru sebatas mengoptimalkan peralatan yang ada, ia mengatakan bahwa BBWS periode 2023, saat permintaan terakhir ini hanya melakukan optimalisasi, pemeliharaan, pengoperasian, dan rehabilitasi. "Tapi tetap kami terus berusaha," katanya.
Sementara itu, terkait kejadian banjir di beberapa wilayah di Kota Solo pekan lalu, sebenarnya sudah ada upaya pemompaan dari BBWS bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Kota Surakarta.
Baca juga: Pemkab Bekasi beli mesin pompa atasi genangan
Baca juga: TNI membangun pompa hidram atasi kesulitan air bersih di Lombok Tengah
“Upaya kita dengan Dinas PUPR, kita punya 15 SPBU, 4 mobil PAM, itu yang kita kerahkan selama dua hari kemarin. Sahabat kota ada sepuluh SPBU di setiap lokasi,” ujarnya. Namun, hasil upaya tersebut kurang maksimal akibat tingginya curah hujan dan durasi hujan yang cukup lama pada Kamis (16/2).
“Kami hitung kapasitas dan produksi BBWS sekitar 22.000 liter/detik dan kota 2.000 liter/detik. Kami terus memompa air, alhamdulillah Sabtu pagi semuanya mulai kering,” demikian Maryadi Utama.