Denpasar (ANTARA) - Satgas Penanganan COVID-19 di Bali mencatat selama musim Lebaran dari 19-25 April 2023 rata-rata dideteksi 12 kasus terkonfirmasi per hari.
"Pergerakan kasus COVID-19 selama arus mudik cuti bersama masih terkendali, di mana rata-rata kasus konfirmasi 12 orang, sembuh enam orang, meninggal nol," kata Kasatgas Penanganan COVID-19 Made Rentin di Denpasar, Selasa.
Kepada media, ia menyatakan tak ada lonjakan tajam selama sepekan ini juga dipengaruhi oleh capaian vaksinasi yaitu vaksin pertama 105,19 persen, kedua 97,73 persen, dan penguat 75,71 persen.
Berdasarkan catatan pergerakan COVID-19 di Pulau Dewata, sempat terjadi kenaikan kasus, pada Sabtu (22/4), tepat di hari Idul Fitri 1444 Hijriah, yaitu 21 kasus dari hari sebelumnya 12 kasus.
Saat itu tercatat enam kasus dari warga negara asing dan 15 kasus dari warga negara Indonesia, namun diklarifikasi oleh Rentin bahwa 10 kasus terjadi di luar Bali.
"Setelah dilakukan tracing oleh kabupaten/kota ternyata 10 kasus tersebut mereka ada di luar Bali. Mengapa kasus tersebut masuk Bali, karena pada saat masuk ke sistem, alamat orang yang terkonfirmasi COVID-19 mungkin dimasukkan alamat Bali, bukan domisili saat dilakukan pemeriksaan," katanya.
Tidak adanya kenaikan kasus yang tajam juga terlihat dari keterisian ranjang rumah sakit, di mana dari kapasitas ICU sebanyak 145 ranjang hanya terisi rata-rata lima orang dan kapasitas non-ICU dari 1.463 bed terisi 10 orang.
Memasuki arus balik, Pemprov Bali kini tengah mengantisipasi masuknya varian baru COVID-19 yang dikenal dengan Arcturus, di mana saat ini dua kasus terkonfirmasi di DKI Jakarta.
Rentin menjelaskan gejala pada subvarian Omicron XBB.1.16 itu hampir sama dengan varian lainnya yaitu demam, batuk, pilek, nyeri sendi, sakit kepala dan ditambah konjungtivis atau peradangan selaput mata.
"Informasi dari Dinas Kesehatan Bali, untuk antisipasi varian baru tersebut seluruh dinkes kabupaten/kota bersama rumah sakit, puskesmas dan laboratorium pemeriksa selalu siaga bila ada kenaikan kasus termasuk bila ada varian baru dari COVID-19," ujarnya.
Satgas COVID-19 Bali mengimbau pemudik di arus balik agar selain memperhatikan keselamatan di jalan juga memperhatikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat tanpa gejala penyakit atau indikasi COVID-19.
"Gunakan masker jika merasa kondisi tubuh tidak fit dan lanjut lakukan tes cepat mandiri, kemudian vaksin terbukti efektif, maka lengkapi diri dengan vaksinasi untuk jaga diri dari penularan dan terpapar lebih parah," katanya mengimbau.
Baca juga: Dinkes Mataram mulai membuka layanan vaksinasi penguat dosis kedua
"Pergerakan kasus COVID-19 selama arus mudik cuti bersama masih terkendali, di mana rata-rata kasus konfirmasi 12 orang, sembuh enam orang, meninggal nol," kata Kasatgas Penanganan COVID-19 Made Rentin di Denpasar, Selasa.
Kepada media, ia menyatakan tak ada lonjakan tajam selama sepekan ini juga dipengaruhi oleh capaian vaksinasi yaitu vaksin pertama 105,19 persen, kedua 97,73 persen, dan penguat 75,71 persen.
Berdasarkan catatan pergerakan COVID-19 di Pulau Dewata, sempat terjadi kenaikan kasus, pada Sabtu (22/4), tepat di hari Idul Fitri 1444 Hijriah, yaitu 21 kasus dari hari sebelumnya 12 kasus.
Saat itu tercatat enam kasus dari warga negara asing dan 15 kasus dari warga negara Indonesia, namun diklarifikasi oleh Rentin bahwa 10 kasus terjadi di luar Bali.
"Setelah dilakukan tracing oleh kabupaten/kota ternyata 10 kasus tersebut mereka ada di luar Bali. Mengapa kasus tersebut masuk Bali, karena pada saat masuk ke sistem, alamat orang yang terkonfirmasi COVID-19 mungkin dimasukkan alamat Bali, bukan domisili saat dilakukan pemeriksaan," katanya.
Tidak adanya kenaikan kasus yang tajam juga terlihat dari keterisian ranjang rumah sakit, di mana dari kapasitas ICU sebanyak 145 ranjang hanya terisi rata-rata lima orang dan kapasitas non-ICU dari 1.463 bed terisi 10 orang.
Memasuki arus balik, Pemprov Bali kini tengah mengantisipasi masuknya varian baru COVID-19 yang dikenal dengan Arcturus, di mana saat ini dua kasus terkonfirmasi di DKI Jakarta.
Rentin menjelaskan gejala pada subvarian Omicron XBB.1.16 itu hampir sama dengan varian lainnya yaitu demam, batuk, pilek, nyeri sendi, sakit kepala dan ditambah konjungtivis atau peradangan selaput mata.
"Informasi dari Dinas Kesehatan Bali, untuk antisipasi varian baru tersebut seluruh dinkes kabupaten/kota bersama rumah sakit, puskesmas dan laboratorium pemeriksa selalu siaga bila ada kenaikan kasus termasuk bila ada varian baru dari COVID-19," ujarnya.
Satgas COVID-19 Bali mengimbau pemudik di arus balik agar selain memperhatikan keselamatan di jalan juga memperhatikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat tanpa gejala penyakit atau indikasi COVID-19.
"Gunakan masker jika merasa kondisi tubuh tidak fit dan lanjut lakukan tes cepat mandiri, kemudian vaksin terbukti efektif, maka lengkapi diri dengan vaksinasi untuk jaga diri dari penularan dan terpapar lebih parah," katanya mengimbau.
Baca juga: Dinkes Mataram mulai membuka layanan vaksinasi penguat dosis kedua
Baca juga: RSUD Mataram tetap menerapkan prokes kendati PPKM dicabut
Rentin juga menekankan meskipun PPKM telah dicabut COVID-19 masih ada dan berpotensi meningkat, sehingga diimbau untuk melakukan perilaku hidup bersih sehat.*
Rentin juga menekankan meskipun PPKM telah dicabut COVID-19 masih ada dan berpotensi meningkat, sehingga diimbau untuk melakukan perilaku hidup bersih sehat.*