Manado (ANTARA) - Pos Pengamatan Gunung Berapi (PGA) Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara menyebutkan, aktivitas gempa guguran relatif menurun. "Memang saat ini secara visual Gunung Karangetang tertutup kabut, aktivitas guguran lava sering tidak terlihat," kata Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia P Tatipang di Manado, Rabu.
Pagi ini, kata dia, periode pengamatan enam jam mulai pukul 00.00 - 06.00 WITA terekam sebanyak 10 kali gempa guguran. rekwensi kegempaan ini relatif menurun dibandingkan dengan periode enam jam sehari sebelumnya, periode pukul 06.00 - 12.00 WITA sebanyak 51 kali gempa guguran dan periode pukul 12.00 - 18.00 WITA sebanyak 40 kali gempa guguran.
"Memang tipikal dari Gunung Karangetang kadang-kadang dalam seminggu menurun (gempa guguran), pekan berikutnya kembali meningkat," ujarnya.
Meski menunjukkan kecenderungan frekwensi gempa guguran, namun warga diharapkan tetap mematuhi radius bahaya yang telah rekomendasikan oleh Badan Geologi. Semisal, tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah barat daya dan tenggara sejauh 3,5 kilometer.
Baca juga: Info guguran lava Karangetang Sulut mencapai 1.750 meter
Baca juga: Tercatat 581 gempa guguran Gunung Karangetang Sulut
"Mari tetap berhati-hati, apalagi status Gunung Karangetang masih siaga level III," ujarnya. Potensi ancaman saat ini adalah terjadinya awan panas guguran akibat penumpukan material di puncak atau lereng serta banjir material vulkanik apabila musim hujan.
Pagi ini, kata dia, periode pengamatan enam jam mulai pukul 00.00 - 06.00 WITA terekam sebanyak 10 kali gempa guguran. rekwensi kegempaan ini relatif menurun dibandingkan dengan periode enam jam sehari sebelumnya, periode pukul 06.00 - 12.00 WITA sebanyak 51 kali gempa guguran dan periode pukul 12.00 - 18.00 WITA sebanyak 40 kali gempa guguran.
"Memang tipikal dari Gunung Karangetang kadang-kadang dalam seminggu menurun (gempa guguran), pekan berikutnya kembali meningkat," ujarnya.
Meski menunjukkan kecenderungan frekwensi gempa guguran, namun warga diharapkan tetap mematuhi radius bahaya yang telah rekomendasikan oleh Badan Geologi. Semisal, tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah barat daya dan tenggara sejauh 3,5 kilometer.
Baca juga: Info guguran lava Karangetang Sulut mencapai 1.750 meter
Baca juga: Tercatat 581 gempa guguran Gunung Karangetang Sulut
"Mari tetap berhati-hati, apalagi status Gunung Karangetang masih siaga level III," ujarnya. Potensi ancaman saat ini adalah terjadinya awan panas guguran akibat penumpukan material di puncak atau lereng serta banjir material vulkanik apabila musim hujan.