Mataram (ANTARA) - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sembalun Bumbung, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, melestarikan kesenian lokal Tari Tandang Mendet melalui latihan rutin setiap hari.
"Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa keterampilan berharga ini terus berlanjut ke generasi mendatang", kata Deni, Ketua Pokdarwis Sembalun Bumbung, Senin.
Pelestarian dilakukan dalam bentuk latihan rutin selama enam kali dalam seminggu, dari setelah pukul 20.00 WITA sampai 22.00 WITA, para pemuda dilatih untuk memainkan gamelan, drama, dan tarian tandang mendet.
"Biasanya kita mulai setelah isya, untuk latihannya ada drama, gamelan, dan yang terpenting Tarian Tandang Mendet itu sendiri," tambahnya.
Menurut dia, pemuda harus diajarkan untuk mengenal budaya lokal, agar mereka tidak kehilangan identitasnya.
"Di tengah zaman yang mulai tercemar oleh budaya barat, kita ingin generasi muda dapat mempertahankan budaya lokal agar mereka tidak kehilangan identitasnya," Lanjutnya.
Tari tandang mendet mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan, namun sayangnya hal itu tidak dapat disaksikan setiap waktu kecuali pada waktu tertentu seperti acara selamatan "ngayu-ayu" pertiga tahun.
Untuk itu ke depannya kita ingin ada pertunjukan reguler yang dapat ditampilkan seminggu sekali atau bahkan setiap hari dengan harapan dapat menggerakkan roda perekonomian bagi masyarakat khususnya di Sembalun Bumbung kata dia.
"Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa keterampilan berharga ini terus berlanjut ke generasi mendatang", kata Deni, Ketua Pokdarwis Sembalun Bumbung, Senin.
Pelestarian dilakukan dalam bentuk latihan rutin selama enam kali dalam seminggu, dari setelah pukul 20.00 WITA sampai 22.00 WITA, para pemuda dilatih untuk memainkan gamelan, drama, dan tarian tandang mendet.
"Biasanya kita mulai setelah isya, untuk latihannya ada drama, gamelan, dan yang terpenting Tarian Tandang Mendet itu sendiri," tambahnya.
Menurut dia, pemuda harus diajarkan untuk mengenal budaya lokal, agar mereka tidak kehilangan identitasnya.
"Di tengah zaman yang mulai tercemar oleh budaya barat, kita ingin generasi muda dapat mempertahankan budaya lokal agar mereka tidak kehilangan identitasnya," Lanjutnya.
Tari tandang mendet mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan, namun sayangnya hal itu tidak dapat disaksikan setiap waktu kecuali pada waktu tertentu seperti acara selamatan "ngayu-ayu" pertiga tahun.
Untuk itu ke depannya kita ingin ada pertunjukan reguler yang dapat ditampilkan seminggu sekali atau bahkan setiap hari dengan harapan dapat menggerakkan roda perekonomian bagi masyarakat khususnya di Sembalun Bumbung kata dia.