Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan secara serius akan mencanangkan Program Gemar Tanam Pisang sebagai salah satu upaya penguatan ketahanan pangan atas arahan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.
Pj Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Andi Muhammad Arsjad memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) menindaklanjuti arahan Pj Gubernur Sulsel terkait program Gerakan Gemar Menanam Pisang tersebut di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat.
Dalam kesempatan itu, rapat ini melibatkan Ketua Forum CSR, dengan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis dalam hal menerjemahkan arahan-arahan dari Pj Gubernur Sulsel terkait program Gemar Menanam Pisang.
Pada pertemuan ini, kata Arsjad, telah disepakati bahwa semua unsur CSR dalam hal ini perbankan, diharapkan memiliki kelompok binaan minimal sepuluh hektare.
"Kita berharap agar bisa lebih daripada itu dan nantinya dilaporkan kepada kita untuk diidentifikasi dengan kesesuaian lahannya," ucapnya.
Ia berharap agar Gerakan Gemar Menanam Pisang ini menjadi gerakan bersama. Sehingga, semua elemen bisa terlibat, dan pemerintah provinsi bisa memastikan bahwa untuk penyediaan bibitnya nanti disuplai secara gratis.
Arsjad mengungkapkan, pada tahap awal, Pemprov Sulsel menargetkan 100 ribu hektare yang akan dikembangkan sebagai areal komoditi tanaman pisang.
"Tentu target kita ada dua. Pertama, adalah bagaimana target pemenuhan konsumsi masyarakat lokal kita. Kedua, adalah bagaimana memenuhi kebutuhan pasar ekspor," ungkapnya.
Ia menambahkan, komoditi pisang ini cukup familiar dengan masyarakat Sulsel karena hampir semua bahan-bahan kue tradisional Sulsel menggunakan bahan dasar pisang, dan pisang ini dari segi budidaya juga tidak terlalu sulit.
"Kami optimistis dengan gerakan ini, nantinya mampu membawa dampak yang sangat luas, yang tidak hanya dari penguatan sisi kekuatan tanaman pangan tapi juga dari sisi penguatan ekonomi masyarakat. Dan kita berharap agar ada peningkatan," urainya.
Selain itu, harus dicari lokasi yang secara teknis dianggap cocok karena dalam pemenuhan komersil (pemasaran), harus memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Seperti kemiringan delapan derajat, dan dekat dengan akses air.
"Untuk saat ini kita belum tentukan lokasinya. Tapi, kita mengidentifikasi di 24 kabupaten/kota ini, masing-masing mengusulkan mana wilayah-wilayah mereka yang berpotensi untuk menjadi lokasi kebun untuk ditanami bibit pisang ini," kata dia.
Baca juga: Kenaikan harga beras dan gula di Pati Jateng masih batas wajar
Baca juga: Pasar murah Semarang dilengkapi mobil keliling
Kata Arsjad, diharapkan program yang diusung Pj Gubernur Sulsel ini didukung penuh oleh pemerintah kabupaten/kota yang tentu tidak hanya dalam hal penyiapan lahan, sarana dan prasarana, tapi juga dari sisi penganggaran.
Pj Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Andi Muhammad Arsjad memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) menindaklanjuti arahan Pj Gubernur Sulsel terkait program Gerakan Gemar Menanam Pisang tersebut di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat.
Dalam kesempatan itu, rapat ini melibatkan Ketua Forum CSR, dengan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis dalam hal menerjemahkan arahan-arahan dari Pj Gubernur Sulsel terkait program Gemar Menanam Pisang.
Pada pertemuan ini, kata Arsjad, telah disepakati bahwa semua unsur CSR dalam hal ini perbankan, diharapkan memiliki kelompok binaan minimal sepuluh hektare.
"Kita berharap agar bisa lebih daripada itu dan nantinya dilaporkan kepada kita untuk diidentifikasi dengan kesesuaian lahannya," ucapnya.
Ia berharap agar Gerakan Gemar Menanam Pisang ini menjadi gerakan bersama. Sehingga, semua elemen bisa terlibat, dan pemerintah provinsi bisa memastikan bahwa untuk penyediaan bibitnya nanti disuplai secara gratis.
Arsjad mengungkapkan, pada tahap awal, Pemprov Sulsel menargetkan 100 ribu hektare yang akan dikembangkan sebagai areal komoditi tanaman pisang.
"Tentu target kita ada dua. Pertama, adalah bagaimana target pemenuhan konsumsi masyarakat lokal kita. Kedua, adalah bagaimana memenuhi kebutuhan pasar ekspor," ungkapnya.
Ia menambahkan, komoditi pisang ini cukup familiar dengan masyarakat Sulsel karena hampir semua bahan-bahan kue tradisional Sulsel menggunakan bahan dasar pisang, dan pisang ini dari segi budidaya juga tidak terlalu sulit.
"Kami optimistis dengan gerakan ini, nantinya mampu membawa dampak yang sangat luas, yang tidak hanya dari penguatan sisi kekuatan tanaman pangan tapi juga dari sisi penguatan ekonomi masyarakat. Dan kita berharap agar ada peningkatan," urainya.
Selain itu, harus dicari lokasi yang secara teknis dianggap cocok karena dalam pemenuhan komersil (pemasaran), harus memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Seperti kemiringan delapan derajat, dan dekat dengan akses air.
"Untuk saat ini kita belum tentukan lokasinya. Tapi, kita mengidentifikasi di 24 kabupaten/kota ini, masing-masing mengusulkan mana wilayah-wilayah mereka yang berpotensi untuk menjadi lokasi kebun untuk ditanami bibit pisang ini," kata dia.
Baca juga: Kenaikan harga beras dan gula di Pati Jateng masih batas wajar
Baca juga: Pasar murah Semarang dilengkapi mobil keliling
Kata Arsjad, diharapkan program yang diusung Pj Gubernur Sulsel ini didukung penuh oleh pemerintah kabupaten/kota yang tentu tidak hanya dalam hal penyiapan lahan, sarana dan prasarana, tapi juga dari sisi penganggaran.