Mataram (ANTARA) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Nusa Tenggara Barat Zamroni Aziz mengimbau kepada para santri untuk tidak tergiur politik praktis menjelang Pemilu 2024.
"Ya saya kira santri harus tegak lurus, tegak lurus karena urusan politik urusan partai politik. Kami imbau kepada para santri untuk tetap belajar, pondok-pondok pesantren tetap fokus kepada proses pembelajaran mengisi anak-anak kita, generasi kita dengan ilmu agama yang kuat dan tentu juga tidak ketinggalan ilmu umum," ujarnya pada peringatan Hari Santri Nasional di Mataram, Minggu.
Ia mengatakan, yang bisa menjawab tantangan zaman adalah santri, madrasah - madrasah dan pondok pesantren (Ponpes).
"Kami juga dengan KPU, Kanwil Kemenag dan Kemenag kabupaten/kota, sudah MoU dengan KPU dan Bawaslu karena tentu di pondok pesantren juga ada lembaga pendidikan, ada santri-nya, tentu yang sesuai dengan regulasi yang ada," kata Zamroni Aziz.
Menurutnya, Kanwil Kemenag NTB bersama KPU sudah melakukan sosialisasi menyapa madrasah dan menyapa pesantren untuk memberikan regulasi bagaimana Pemilu baik pemilu legislatif, Pilpres termasuk juga Pilkada bisa berjalan dengan baik.
"Karena ini merupakan kewajiban semua warga negara, maka wajib hukumnya kita sukseskan," katanya tegas.
Meski demikian, lanjutnya, persoalan kemudian ada pondok pesantren yang berbeda pilihan, itu persoalan mereka.
"Tetapi tetap kami imbau, persoalan beda pilihan tidak boleh menjadi persoalan tetapi bagaimana kemudian keutuhan NTB, keutuhan NKRI itu yang utama," kata Zamroni Aziz.
Selain kepada para santri, dirinya juga mengimbau Ponpes tetap tegak lurus bagaimana membina santri-santri, generasi penerus, karena tentu merekalah yang akan meneruskan estafet ini.
"Kalau dari awal kita sudah pupuk mereka dengan akhlak yang baik, kemudian pendidikan yang baik, maka saya yakin mereka bisa menjawab tantangan zaman," ucapnya.
Sementara memperingati Hari Santri Nasional harapan memberikan penghargaan kepada para syuhada, para kyai, para pejuang yang tentu sudah melakukan perjuangan untuk memberikan layanan terbaik suku bangsa dan negara dengan gerakan resolusi jihad-nya.
"Harapan kami, dengan peringatan Hari Santri Nasional ini, karena sudah merdeka tentu santri-santri mengisi kemerdekaan ini tidak lagi berperang dengan fisik, tetapi tentu kita mengharapkan kepada para santri bisa berprestasi membawa nama NTB dan Indonesia di kancah internasional," katanya.
"Ya saya kira santri harus tegak lurus, tegak lurus karena urusan politik urusan partai politik. Kami imbau kepada para santri untuk tetap belajar, pondok-pondok pesantren tetap fokus kepada proses pembelajaran mengisi anak-anak kita, generasi kita dengan ilmu agama yang kuat dan tentu juga tidak ketinggalan ilmu umum," ujarnya pada peringatan Hari Santri Nasional di Mataram, Minggu.
Ia mengatakan, yang bisa menjawab tantangan zaman adalah santri, madrasah - madrasah dan pondok pesantren (Ponpes).
"Kami juga dengan KPU, Kanwil Kemenag dan Kemenag kabupaten/kota, sudah MoU dengan KPU dan Bawaslu karena tentu di pondok pesantren juga ada lembaga pendidikan, ada santri-nya, tentu yang sesuai dengan regulasi yang ada," kata Zamroni Aziz.
Menurutnya, Kanwil Kemenag NTB bersama KPU sudah melakukan sosialisasi menyapa madrasah dan menyapa pesantren untuk memberikan regulasi bagaimana Pemilu baik pemilu legislatif, Pilpres termasuk juga Pilkada bisa berjalan dengan baik.
"Karena ini merupakan kewajiban semua warga negara, maka wajib hukumnya kita sukseskan," katanya tegas.
Meski demikian, lanjutnya, persoalan kemudian ada pondok pesantren yang berbeda pilihan, itu persoalan mereka.
"Tetapi tetap kami imbau, persoalan beda pilihan tidak boleh menjadi persoalan tetapi bagaimana kemudian keutuhan NTB, keutuhan NKRI itu yang utama," kata Zamroni Aziz.
Selain kepada para santri, dirinya juga mengimbau Ponpes tetap tegak lurus bagaimana membina santri-santri, generasi penerus, karena tentu merekalah yang akan meneruskan estafet ini.
"Kalau dari awal kita sudah pupuk mereka dengan akhlak yang baik, kemudian pendidikan yang baik, maka saya yakin mereka bisa menjawab tantangan zaman," ucapnya.
Sementara memperingati Hari Santri Nasional harapan memberikan penghargaan kepada para syuhada, para kyai, para pejuang yang tentu sudah melakukan perjuangan untuk memberikan layanan terbaik suku bangsa dan negara dengan gerakan resolusi jihad-nya.
"Harapan kami, dengan peringatan Hari Santri Nasional ini, karena sudah merdeka tentu santri-santri mengisi kemerdekaan ini tidak lagi berperang dengan fisik, tetapi tentu kita mengharapkan kepada para santri bisa berprestasi membawa nama NTB dan Indonesia di kancah internasional," katanya.