Mataram (ANTARA) - Puluhan warga di dua kecamatan, yakni Madapangga dan Sanggar, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdampak banjir setelah hujan lebat disertai angin kencang di daerah setempat.
"Dampak hujan lebat itu ada dua kecamatan di Kabupaten Bima yang terdampak banjir," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima M Nurul Huda di Bima, Jumat.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang pada 6-7 Desember 2023 mengakibatkan banjir melanda beberapa wilayah di Kabupaten Bima.
"Banjir lokal di jalan dan jembatan terjadi di Kecamatan Sanggar dan menyebabkan tiga desa, yaitu Desa Sandue, Kore, dan Desa Taloko terdampak," katanya.
Curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan ruas jalan provinsi di Desa Kore, Sandue dan Taloko tergenang air setinggi paha orang dewasa. Luapan air juga mengganggu arus lalu lintas dan aktivitas masyarakat setempat, sedangkan jembatan darurat di Desa Kore putus.
"Delapan RT di Desa Taloko tergenang banjir, selain itu ada beberapa pagar rumah yang jebol dan talud lapangan serta terminal di Desa Sandue tergenang air setinggi paha orang dewasa," katanya.
Bencana yang sama juga menyebabkan dua desa di Kecamatan Madapangga, yaitu Madawau dan Ndano terdampak. Bendungan Madapangga longsor di bagian sayap dan tebing sepanjang 60 meter. Ketinggian tebing enam meter. Dampak kejadian itu, pipa PDAM berdiameter 8 inci sepanjang enam meter patah.
"Pipa air minum untuk mengalirkan air bersih kepada 700 pelanggan di lima desa yang tersebar di Kecamatan Madapangga," katanya.
Desa Madawau juga terdampak angin puting beliung yang menyebabkan rumah 16 kepala keluarga rusak ringan dan sedang.
"Kebanyakan atap rumah melayang akibat angin kencang," katanya.
Setelah kejadian, tim BPBD melakukan koordinasi dengan camat dan desa setempat terkait dengan penanganan, melakukan pengamatan, pendataan dan kaji cepat, serta penanganan darurat bencana.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem, seperti bencana banjir bandang, angin puting beliung, pohon tumbang, dan tanah longsor," katanya.
"Dampak hujan lebat itu ada dua kecamatan di Kabupaten Bima yang terdampak banjir," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima M Nurul Huda di Bima, Jumat.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang pada 6-7 Desember 2023 mengakibatkan banjir melanda beberapa wilayah di Kabupaten Bima.
"Banjir lokal di jalan dan jembatan terjadi di Kecamatan Sanggar dan menyebabkan tiga desa, yaitu Desa Sandue, Kore, dan Desa Taloko terdampak," katanya.
Curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan ruas jalan provinsi di Desa Kore, Sandue dan Taloko tergenang air setinggi paha orang dewasa. Luapan air juga mengganggu arus lalu lintas dan aktivitas masyarakat setempat, sedangkan jembatan darurat di Desa Kore putus.
"Delapan RT di Desa Taloko tergenang banjir, selain itu ada beberapa pagar rumah yang jebol dan talud lapangan serta terminal di Desa Sandue tergenang air setinggi paha orang dewasa," katanya.
Bencana yang sama juga menyebabkan dua desa di Kecamatan Madapangga, yaitu Madawau dan Ndano terdampak. Bendungan Madapangga longsor di bagian sayap dan tebing sepanjang 60 meter. Ketinggian tebing enam meter. Dampak kejadian itu, pipa PDAM berdiameter 8 inci sepanjang enam meter patah.
"Pipa air minum untuk mengalirkan air bersih kepada 700 pelanggan di lima desa yang tersebar di Kecamatan Madapangga," katanya.
Desa Madawau juga terdampak angin puting beliung yang menyebabkan rumah 16 kepala keluarga rusak ringan dan sedang.
"Kebanyakan atap rumah melayang akibat angin kencang," katanya.
Setelah kejadian, tim BPBD melakukan koordinasi dengan camat dan desa setempat terkait dengan penanganan, melakukan pengamatan, pendataan dan kaji cepat, serta penanganan darurat bencana.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem, seperti bencana banjir bandang, angin puting beliung, pohon tumbang, dan tanah longsor," katanya.