Mataram (Antara NTB) - Ketua Bidang Pembinaan Organisasi Kepemudaan dan Pengkaderan DPP Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo, Senin malam membuka kegiatan musyawarah cabang Partai Demokrat kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Barat.
Dalam arahannya, Ketua Bidang Pembinaan Organisasi Kepemudaan dan Pengkaderan (BPOKK) DPP Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo, mengatakan kegiatan musyawarah cabang (Muscab) bukan untuk mencari menang kalah yang menang kemudian arogan dan yang kalah sedih bertahun-tahun.
"Pertandingan ada menang dan kalah. Kadang menang tidak siap kalah," kata Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo di Mataram.
Pramono Edhi mengibaratkan pelaksanaan Muscab sama halnya seperti pemilihan legislatif, presiden dan kepala daerah ada yang menang dan ada yang kalah.
"Yang di atur itu adalah hati kita sendiri. Memang biasanya suka ria yang kalah ini sedihnya minta ampun. Tetapi kembali lagi sedihpun tidak ada gunanya," ucapnya.
Untuk itu, ia berharap pelaksanaan Muscab kabupaten/kota di NTB tetap berjalan. Tanpa ada kericuhan.
"Saya sudah banyak menghadiri Muscab di beberapa tempat. Total sudah 25 provinsi saya lakukan dan hadiri. Tidak ada ricuh, kalah biasa," ujar mantan Kasad TN AD tersebut.
Selain itu, Pramono Edhi menegaskan agar Kader Demokrat mengedepankan keikhlasan. Sebab, dari segala-galanya itu keikhlasan adalah segala-galanya.
"Silakan musyawarahkan untuk mencapai mufakat. Apa gunanya di kandang sendiri ribut. Kita harus kalahkan yang di luar," tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Demokrat NTB TGH Mahally Fikri meminta kepada semua kader dan pengurus untuk berkontribusi positif bagi NTB.
"Kedepankan politik cerdas dan santun," ujar Mahally.
Menurut Mahally dalam Muscab pasti ada dinamika dan kompetisi. Namun, tidak lantas dinamika dan kompetisi membuat hati menjadi luka.
"Kita harus saling menjaga dan memuliakan," tandasnya.
Muscab Partai Demokrat kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Barat dilaksanakan selama dua hari pada 4-5 September. Sejumlah kabupaten/kota yang melaksanakan Muscab Partai Demokrat ini antara lain kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, kabupaten Bima, dan kota Bima. (*)
Dalam arahannya, Ketua Bidang Pembinaan Organisasi Kepemudaan dan Pengkaderan (BPOKK) DPP Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo, mengatakan kegiatan musyawarah cabang (Muscab) bukan untuk mencari menang kalah yang menang kemudian arogan dan yang kalah sedih bertahun-tahun.
"Pertandingan ada menang dan kalah. Kadang menang tidak siap kalah," kata Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo di Mataram.
Pramono Edhi mengibaratkan pelaksanaan Muscab sama halnya seperti pemilihan legislatif, presiden dan kepala daerah ada yang menang dan ada yang kalah.
"Yang di atur itu adalah hati kita sendiri. Memang biasanya suka ria yang kalah ini sedihnya minta ampun. Tetapi kembali lagi sedihpun tidak ada gunanya," ucapnya.
Untuk itu, ia berharap pelaksanaan Muscab kabupaten/kota di NTB tetap berjalan. Tanpa ada kericuhan.
"Saya sudah banyak menghadiri Muscab di beberapa tempat. Total sudah 25 provinsi saya lakukan dan hadiri. Tidak ada ricuh, kalah biasa," ujar mantan Kasad TN AD tersebut.
Selain itu, Pramono Edhi menegaskan agar Kader Demokrat mengedepankan keikhlasan. Sebab, dari segala-galanya itu keikhlasan adalah segala-galanya.
"Silakan musyawarahkan untuk mencapai mufakat. Apa gunanya di kandang sendiri ribut. Kita harus kalahkan yang di luar," tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Demokrat NTB TGH Mahally Fikri meminta kepada semua kader dan pengurus untuk berkontribusi positif bagi NTB.
"Kedepankan politik cerdas dan santun," ujar Mahally.
Menurut Mahally dalam Muscab pasti ada dinamika dan kompetisi. Namun, tidak lantas dinamika dan kompetisi membuat hati menjadi luka.
"Kita harus saling menjaga dan memuliakan," tandasnya.
Muscab Partai Demokrat kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Barat dilaksanakan selama dua hari pada 4-5 September. Sejumlah kabupaten/kota yang melaksanakan Muscab Partai Demokrat ini antara lain kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, kabupaten Bima, dan kota Bima. (*)