Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan mengumpulkan sekitar 2.000 balita yang terindikasi mengalami stunting sebagai upaya validasi secara riil jumlah kasus stunting.
"Kegiatan ini kami jadwalkan akhir bulan Juni 2024, di ruang terbuka dan terbagi dalam tiga zona di enam kecamatan se-Kota Mataram," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram H Emiral Isfihan di Mataram, Minggu.
Data terakhir Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram mencatat pada Januari 2024 kasus stunting tercatat sebanyak 8,61 persen atau sekitar 2.000 balita.
"Tapi dengan melihat upaya dan data sementara, clue-nya bisa kita targetkan penurunan menjadi angka 7 koma," katanya.
Baca juga: Dinkes evaluasi data kasus "stunting" di Mataram
Karena itulah, untuk memantapkan target data itu dinilai perlu dilakukan validasi secara riil dengan mengumpulkan 2.000 balita terindikasi stunting dalam satu kegiatan.
Secara teknis, pengumpulan balita stunting dilakukan selama tiga hari pada zona berbeda di enam kecamatan se-Kota Mataram di tempat terbuka seperti di Ruang Terbuka Hijau (RTH).
"Kita akan cek lagi tinggi dan berat balita terindikasi stunting, agar data benar-benar valid," katanya.
Baca juga: Dinkes Mataram siapkan program dapur intensif guna turunkan stunting
Karenanya dalam kegiatan itu, pihaknya akan melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), dan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kota Mataram.
Dengan demikian, diharapkan kasus stunting di Kota Mataram bisa terdata secara riil sehingga upaya intervensi bisa dilakukan lebih fokus dan tepat sasaran.
Sementara saat ini, tambahnya, sebanyak 11 Puskesmas se-Kota Mataram sedang melakukan validasi data kasus balita terindikasi stunting di wilayah kerja masing-masing.
"Upaya ini kami sebut validasi data stunting dua langkah. Langkah pertama puskesmas validasi, langkah kedua kami kumpulkan dan cek secara riil," katanya.
Baca juga: Alhamdulillah!! Kasus stunting di Kota Mataram turun jadi 8,61 persen
Baca juga: Kota Mataram dapat penghargaan komitmen penanganan stunting
"Kegiatan ini kami jadwalkan akhir bulan Juni 2024, di ruang terbuka dan terbagi dalam tiga zona di enam kecamatan se-Kota Mataram," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram H Emiral Isfihan di Mataram, Minggu.
Data terakhir Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram mencatat pada Januari 2024 kasus stunting tercatat sebanyak 8,61 persen atau sekitar 2.000 balita.
"Tapi dengan melihat upaya dan data sementara, clue-nya bisa kita targetkan penurunan menjadi angka 7 koma," katanya.
Baca juga: Dinkes evaluasi data kasus "stunting" di Mataram
Karena itulah, untuk memantapkan target data itu dinilai perlu dilakukan validasi secara riil dengan mengumpulkan 2.000 balita terindikasi stunting dalam satu kegiatan.
Secara teknis, pengumpulan balita stunting dilakukan selama tiga hari pada zona berbeda di enam kecamatan se-Kota Mataram di tempat terbuka seperti di Ruang Terbuka Hijau (RTH).
"Kita akan cek lagi tinggi dan berat balita terindikasi stunting, agar data benar-benar valid," katanya.
Baca juga: Dinkes Mataram siapkan program dapur intensif guna turunkan stunting
Karenanya dalam kegiatan itu, pihaknya akan melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), dan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kota Mataram.
Dengan demikian, diharapkan kasus stunting di Kota Mataram bisa terdata secara riil sehingga upaya intervensi bisa dilakukan lebih fokus dan tepat sasaran.
Sementara saat ini, tambahnya, sebanyak 11 Puskesmas se-Kota Mataram sedang melakukan validasi data kasus balita terindikasi stunting di wilayah kerja masing-masing.
"Upaya ini kami sebut validasi data stunting dua langkah. Langkah pertama puskesmas validasi, langkah kedua kami kumpulkan dan cek secara riil," katanya.
Baca juga: Alhamdulillah!! Kasus stunting di Kota Mataram turun jadi 8,61 persen
Baca juga: Kota Mataram dapat penghargaan komitmen penanganan stunting