Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melakukan evaluasi dan validasi data kasus balita kerdil atau "stunting" untuk mendapatkan data terbaru caturwulan pertama tahun 2024.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan di Mataram, Senin, mengatakan, tim Dinkes saat ini sedang melakukan evaluasi cakupan terhadap kasus stunting di 325 lingkungan se-Kota Mataram.

"Data terbaru akan kami rilis setelah proses evaluasi rampung. Target kami akhir Mei ini sudah ada data stunting terbaru," katanya.

Baca juga: Dinkes Mataram siapkan program dapur intensif guna turunkan stunting

Sementara data kasus stunting di Kota Mataram berdasarkan data terakhir hasil penimbangan balita Januari 2024 tercatat sebanyak 8,61 persen atau sekitar 2.000 balita. Jumlah itu turun dari sebelumnya 8,98 persen atau 2.190 balita.

"Harapan kita, hasil evaluasi nanti kasus stunting bisa turun," katanya.

Lebih jauh Emirald mengatakan, salah satu program baru percepatan penurunan stunting yang sedang dilaksanakan adalah dapur intensif dengan lokasi uji coba di Kelurahan Jempong Baru.

Kelurahan Jempong Baru dipilih menjadi lokasi uji coba dapur intensif karena menjadi wilayah kerja Dinas Kesehatan, para kader sudah siap, dan memiliki kasus stunting tertinggi dibandingkan 50 kelurahan lain se-Kota Mataram.

Baca juga: Alhamdulillah!! Kasus stunting di Kota Mataram turun jadi 8,61 persen

Dalam pelaksanaannya, program dapur intensif akan memberikan menu makanan berbeda bagi balita stunting yang biasanya hanya telur, kini akan diberikan asupan gizi sesuai dengan menu standar dari Perhimpunan Ahli Gizi di kota ini.

"Jadi tidak hanya telur, tetapi juga menu-menu lainnya seperti lauk pauk lain bervariasi sesuai standar ahli gizi," katanya.

Di sisi lain tambah Emirald, untuk mencapai penurunan angka "stunting" lebih maksimal terus dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait termasuk memperkuat peran kader dalam memberikan edukasi melalui kegiatan posyandu keluarga (posga).

"Kami juga tidak hanya menunggu warga datang ke posga atau posyandu, tetapi kita juga melakukan layanan dari pintu ke pintu (door to door), dan pendampingan," katanya.

Layanan "door to door" terhadap penderita stunting dilakukan oleh tim ahli gizi di 11 puskesmas se-Kota Mataram.

"Tim ahli gizi ini memantau pemberian makanan pendamping sekaligus mendampingi balita stunting ke poliklinik stunting di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram," katanya.
 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024