Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan penandatanganan kerja sama dengan koperasi pasar seni Mandiri Gili Trawangan untuk memaksimalkan potensi pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi kendaraan tidak bermotor atau sepeda gayung (sebut di Gili Trawangan)


Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu di Lombok Utara, Rabu mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi atau kerja sama antara pemda dengan koperasi yang ada di Gili Trawangan.

"Bagaimana semua berkolaborasi membangun Gili Tramena secara umum dan Gili Trawangan secara khusus untuk lebih teratur dan bagus," katanya.

Ia mengatakan Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air (Tramena) merupakan kawasan wisata nasional dilihat dari kedatangan tamu luar negeri pertahun mencapai satu juta pengunjung.

Baca juga: Pj Gubernur NTB Hasanuddin atensi krisis air bersih di KSPN tiga Gili

Sehingga hal ini yang harus dijaga supaya bagaimana semua pihak berkolaborasi bersama dan koperasi untuk turut andil dalam menjaga para wisatawan supaya lebih nyaman dan betah di kawasan tiga gili.

"Semua harus tetap berkomitmen untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan yang datang," katanya.

Bupati Lombok Utara berharap dengan adanya perjanjian kesepakatan ini pemda melalui Dinas Perhubungan Lombok Utara dengan koperasi Pasar Seni Gili Trawangan, bisa lebih kolaboratif dalam aspek memajukan pariwisata yang ada di Gili Trawangan.

"Kerja sama ini diharapkan dapat terus berlanjut," katanya.

Baca juga: Polda NTB mengecek penjualan air ilegal warga Prancis di Trawangan

Di kesempatan yang sama ketua Koperasi Pasar Seni Mandiri Gili Trawangan H. Muhidin menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Lombok Utara bisa bersama-sama menandatangani kesepakatan perjanjian kerja sama.

Tentu ini adalah ajang untuk meningkatkan ekonomi dan pihaknya yakin dengan perjanjian dan kerja sama ini dapat membantu pemerintah daerah untuk memajukan pariwisata Gili Tramena secara umum dan Gili Trawangan secara khusus.

"Potensi kontribusi retribusi sepeda gayung per-bulan mencapai puluhan juta rupiah dari biaya sebesar Rp200 ribu/unit dengan persentase biaya operasional sebesar 15 persen," katanya.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Gili Meno Makin Parah, Warga Terancam Kekeringan dan Kematian Ternak

Pewarta : Akhyar Rosidi
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024