Mataram (Antaranews NTB)- Wakil Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana meminta beberapa titik kumpul atau titik pengungsian gempa bumi yang masih bertahan agar segera dapat dikosongkan.
"Camat dan lurah setempat agar melakukan pendekatan dan meminta warga yang masih mengungsi segera dapat meninggalkan lokasi pengungsian," katanya, di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin.
Apalagi, lanjut Mohan, bagi warga yang rumahnya masih dapat ditempati diharapkan untuk dapat segera kembali menempati rumahnya.
Sementara bagi warga yang rumahnya tidak dapat ditempati akan dibangunkan rumah singgah sementara (RUSI) di tanah atau di wilayah rumah masing-masing sebelum dapat membangun kembali.
"Pelan-pelan, kita rayu mereka untuk pulang, sebab kita khawatir dengan cuaca yang sudah masuk musim hujan," ujar Mohan.
Diakui, dari 1.022 titik pengungsian yang ada saat ini sudah jauh berkurang, akan tetapi dirinya tidak menampik juga masih ada titik pengungsian yang ditempati warga meskipun kemarin lokasi pengungsian mereka basah karena hujan lebat.
Titik pengungsian yang masih bertahan hingga saat ini antara lain di Islamic Center, Lapangan Karang Genteng, dan Karang Pule.
"Kami berharap peran dari camat dan lurah bisa maksimal untuk mengajak masyarakat kembali ke rumah masing-masing, sebab kami tidak ingin muncul masalah baru seperti timbulnya penyakit di kalangan pengungsi," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Irwan Rahadi mengatakan, sejak dua pekan terakhir ini sejumlah titik pengungsian areal publik sudah mulai berkurang.
"Warga yang sudah merasa siap secara mental telah kembali ke rumah dan melakukan pembongkaran tendanya sendiri," katanya.
Namun, jika ada warga yang membutuhkan bantuan, tim gabungan DLH bersama Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Satgas Sosial dan tim reaksi cepat (TRC) dari Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Mataram siap membantu pembongkaran tenda warga.
Tim gabungan ini, setiap Sabtu melakukan pembersihan di sejumlah titik pengungsian, sekaligus membantu warga membuka tenda-tenda. "Alhamdulillah, sejauh ini sejumlah areal publik sudah bersih dari pengungsi," katanya.
Areal publik yang sudah bersih dari tenda pengungsi antara lain, di Taman Sangkareang, lapangan depan Puskesmas Dasan Agung, Lapangan Lanud Rembiga, dan sepanjang Kali Jangkuk di Dasan Agung.
"Sementara pada titik-titik lainnya seperti di Islamic Center, kita akui masih ada ada tenda-tenda pengungsi, tetapi penghuninya sebagian besar sudah tidak ada," ujar Irwan.
Dikatakan, penghuni yang masih ada di areal Islamic Center adalah mereka yang masih takut pulang ke rumah karena kondisi rumahnya yang mengkhawatirkan atau mengalami rusak sedang.
"Saat kami tanya, sebenarnya mereka mau pulang, tetapi khawatir dengan kondisi rumah mereka yang retak. Kita menargetkan satu pekan ke depan semua titik sudah bersih," katanya. (*)
"Camat dan lurah setempat agar melakukan pendekatan dan meminta warga yang masih mengungsi segera dapat meninggalkan lokasi pengungsian," katanya, di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin.
Apalagi, lanjut Mohan, bagi warga yang rumahnya masih dapat ditempati diharapkan untuk dapat segera kembali menempati rumahnya.
Sementara bagi warga yang rumahnya tidak dapat ditempati akan dibangunkan rumah singgah sementara (RUSI) di tanah atau di wilayah rumah masing-masing sebelum dapat membangun kembali.
"Pelan-pelan, kita rayu mereka untuk pulang, sebab kita khawatir dengan cuaca yang sudah masuk musim hujan," ujar Mohan.
Diakui, dari 1.022 titik pengungsian yang ada saat ini sudah jauh berkurang, akan tetapi dirinya tidak menampik juga masih ada titik pengungsian yang ditempati warga meskipun kemarin lokasi pengungsian mereka basah karena hujan lebat.
Titik pengungsian yang masih bertahan hingga saat ini antara lain di Islamic Center, Lapangan Karang Genteng, dan Karang Pule.
"Kami berharap peran dari camat dan lurah bisa maksimal untuk mengajak masyarakat kembali ke rumah masing-masing, sebab kami tidak ingin muncul masalah baru seperti timbulnya penyakit di kalangan pengungsi," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Irwan Rahadi mengatakan, sejak dua pekan terakhir ini sejumlah titik pengungsian areal publik sudah mulai berkurang.
"Warga yang sudah merasa siap secara mental telah kembali ke rumah dan melakukan pembongkaran tendanya sendiri," katanya.
Namun, jika ada warga yang membutuhkan bantuan, tim gabungan DLH bersama Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Satgas Sosial dan tim reaksi cepat (TRC) dari Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Mataram siap membantu pembongkaran tenda warga.
Tim gabungan ini, setiap Sabtu melakukan pembersihan di sejumlah titik pengungsian, sekaligus membantu warga membuka tenda-tenda. "Alhamdulillah, sejauh ini sejumlah areal publik sudah bersih dari pengungsi," katanya.
Areal publik yang sudah bersih dari tenda pengungsi antara lain, di Taman Sangkareang, lapangan depan Puskesmas Dasan Agung, Lapangan Lanud Rembiga, dan sepanjang Kali Jangkuk di Dasan Agung.
"Sementara pada titik-titik lainnya seperti di Islamic Center, kita akui masih ada ada tenda-tenda pengungsi, tetapi penghuninya sebagian besar sudah tidak ada," ujar Irwan.
Dikatakan, penghuni yang masih ada di areal Islamic Center adalah mereka yang masih takut pulang ke rumah karena kondisi rumahnya yang mengkhawatirkan atau mengalami rusak sedang.
"Saat kami tanya, sebenarnya mereka mau pulang, tetapi khawatir dengan kondisi rumah mereka yang retak. Kita menargetkan satu pekan ke depan semua titik sudah bersih," katanya. (*)