Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengklaim jumlah kunjungan wisatawan ke wilayah itu sudah di atas dua juta orang.
"Jumlah kunjungan wisatawan kita sudah di atas dua juta orang saat ini," ungkap Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady di Mataram, Kamis.
Ia menyebutkan, jumlah wisatawan ini terpantau dari pintu-pintu masuk ke wilayah NTB, seperti Bandara Internasional Lombok di Lombok Tengah, Pelabuhan Lembar di Lombok Barat, fast boat (kapal cepat) dari Bali menuju tiga gili (Trawangan, Air dan Meno) di Lombok Utara.
Baca juga: Jurus merealisasikan target kunjungan wisatawan ke Bumi Gora
Selanjutnya di Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima yang datang dari Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan kapal pesiar serta kapal-kapal pinisi yang juga datang dari Labuan Bajo, NTT melalui paket-paket wisata.
"Memang angka secara rinci belum kita miliki karena masih dalam pendataan. Tetapi dari laporan sementara yang kita terima di pintu-pintu masuk seperti itu," ujarnya.
"Belum lagi wisatawan yang masuk dari paket-paket wisata kapal-kapal pinisi ke Labuan Jambu Sumbawa untuk melihat hiu paus. Ini dari kapal pinisi saja isinya 40-50 orang wisatawan yang datang dari Labuan Bajo, meski tidak nginap tapi mereka rata-rata menghabiskan waktu lebih dari 6 jam sudah termasuk kunjungan wisatawan," sambung Jamaluddin.
Menurutnya, jika melihat angka seperti itu, pihaknya optimistis hingga akhir Desember 2024, target kunjungan wisatawan sebanyak 2,5 juta orang di tahun ini bisa terwujud. Mengingat, wisatawan yang masuk sekitar 30 persen-nya adalah mancanegara, selebihnya domestik.
"Yang jelas perkiraan kita di tahun 2024, melewati target dua juta orang kunjungan wisatawan di tahun 2023," katanya.
Baca juga: Jurus merealisasikan target kunjungan wisatawan ke Bumi Gora
Lebih lanjut, mantan Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman NTB ini, mengakui untuk dapat memaksimalkan kunjungan wisatawan ini, perlu adanya langkah pemerintah pusat untuk secepatnya menurunkan harga tiket pesawat karena bila itu bisa terwujud dampaknya tentu pada meningkatnya kunjungan wisatawan.
"Mudah-mudahan rencana pemerintah pusat untuk secepatnya menurunkan harga tiket pesawat ini bisa terlaksana dan terealisasi," ucapnya menyikapi harga tiket pesawat.
Sebab diakuinya tingginya harga tiket pesawat cukup berdampak pada minat untuk orang atau pun wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata. Terlebih lagi NTB dengan dua pulau besarnya Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa yang menjadi destinasi wisata unggulan di tanah air.
"Tingginya harga tiket pesawat ini betul-betul dirasakan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Kita tinggal tunggu saja rencana pemerintah sebelum 2025 ini sudah turun. Supaya apa, perputaran ekonomi daerah bisa berjalan karena banyak wisatawan datang, berbelanja dan menginap dan transportasi pun bisa jalan," katanya.
Baca juga: Jumlah tamu hotel berbintang NTB naik 38,35 persen
Baca juga: Desa wisata di NTB jadi sumber pendapatan baru bagi daerah
"Jumlah kunjungan wisatawan kita sudah di atas dua juta orang saat ini," ungkap Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady di Mataram, Kamis.
Ia menyebutkan, jumlah wisatawan ini terpantau dari pintu-pintu masuk ke wilayah NTB, seperti Bandara Internasional Lombok di Lombok Tengah, Pelabuhan Lembar di Lombok Barat, fast boat (kapal cepat) dari Bali menuju tiga gili (Trawangan, Air dan Meno) di Lombok Utara.
Baca juga: Jurus merealisasikan target kunjungan wisatawan ke Bumi Gora
Selanjutnya di Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima yang datang dari Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan kapal pesiar serta kapal-kapal pinisi yang juga datang dari Labuan Bajo, NTT melalui paket-paket wisata.
"Memang angka secara rinci belum kita miliki karena masih dalam pendataan. Tetapi dari laporan sementara yang kita terima di pintu-pintu masuk seperti itu," ujarnya.
"Belum lagi wisatawan yang masuk dari paket-paket wisata kapal-kapal pinisi ke Labuan Jambu Sumbawa untuk melihat hiu paus. Ini dari kapal pinisi saja isinya 40-50 orang wisatawan yang datang dari Labuan Bajo, meski tidak nginap tapi mereka rata-rata menghabiskan waktu lebih dari 6 jam sudah termasuk kunjungan wisatawan," sambung Jamaluddin.
Menurutnya, jika melihat angka seperti itu, pihaknya optimistis hingga akhir Desember 2024, target kunjungan wisatawan sebanyak 2,5 juta orang di tahun ini bisa terwujud. Mengingat, wisatawan yang masuk sekitar 30 persen-nya adalah mancanegara, selebihnya domestik.
"Yang jelas perkiraan kita di tahun 2024, melewati target dua juta orang kunjungan wisatawan di tahun 2023," katanya.
Baca juga: Jurus merealisasikan target kunjungan wisatawan ke Bumi Gora
Lebih lanjut, mantan Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman NTB ini, mengakui untuk dapat memaksimalkan kunjungan wisatawan ini, perlu adanya langkah pemerintah pusat untuk secepatnya menurunkan harga tiket pesawat karena bila itu bisa terwujud dampaknya tentu pada meningkatnya kunjungan wisatawan.
"Mudah-mudahan rencana pemerintah pusat untuk secepatnya menurunkan harga tiket pesawat ini bisa terlaksana dan terealisasi," ucapnya menyikapi harga tiket pesawat.
Sebab diakuinya tingginya harga tiket pesawat cukup berdampak pada minat untuk orang atau pun wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata. Terlebih lagi NTB dengan dua pulau besarnya Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa yang menjadi destinasi wisata unggulan di tanah air.
"Tingginya harga tiket pesawat ini betul-betul dirasakan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Kita tinggal tunggu saja rencana pemerintah sebelum 2025 ini sudah turun. Supaya apa, perputaran ekonomi daerah bisa berjalan karena banyak wisatawan datang, berbelanja dan menginap dan transportasi pun bisa jalan," katanya.
Baca juga: Jumlah tamu hotel berbintang NTB naik 38,35 persen
Baca juga: Desa wisata di NTB jadi sumber pendapatan baru bagi daerah