Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mengusulkan tambahan daya listrik sebesar 33.000 watt untuk mendukung operasional pengolahan sampah dengan mesin insinerator di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) konvensional Sandubaya.

Kepala DLH Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Kamis, mengatakan daya listrik yang ada di TPST konvensional Sandubaya saat ini hanya 2.000 watt.

"Sementara untuk satu mesin insinerator kami butuh daya sekitar 33.000 watt dan kebutuhan itu sudah kami usulkan ke PLN," katanya.

Ia berharap usulan penambahan daya listrik tersebut bisa segera direalisasi oleh PLN dalam waktu dekat agar mesin insinerator yang saat ini sudah ada bisa beroperasi maksimal.

Baca juga: Bantuan insinerator di Mataram kurangi pembuangan sampah ke TPA

Kemungkinan, kata dia, proses tambah daya tersebut akan memakan waktu sekitar dua minggu ke depan. Untuk saat ini uji coba operasional mesin insinerator menggunakan daya genset.

"Kalau ke depan ada tambahan mesin insinerator lagi, kami akan ajukan lagi tambahan daya sesuai kebutuhan," katanya.

Dikatakannya, mesin insinerator yang saat ini berada di TPST konvensional Sandubaya memiliki kapasitas 10 ton per hari dengan sistem kerja dua kali pembakaran yakni masing-masing 5 ton.

Mesin insinerator tersebut merupakan bantuan dari pihak swasta di Korea Selatan (Korsel) melalui Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB yang dihibahkan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram untuk membantu penanganan sampah dengan teknologi ramah lingkungan di Mataram.

Baca juga: Mataram dapat bantuan insinerator dari Kosel guna atasi sampah

Mesin insinerator tersebut mulai (Senin 1/9-2025) langsung uji coba dan hasilnya cukup bagus dan itu jadi pertimbangan pemkot untuk melakukan pengadaan kembali mesin insinerator serupa.

Saat uji coba penggunaan insinerator, residu dari satu kali pembakaran sebanyak 5 ton hanya setengah karung. "Satu karung berisi 25 kilogram, kalau setengah ya residu sekitar 12,5 kilogram. Jadi sangat sedikit," katanya.

Residu tersebut juga akan dilakukan uji coba untuk diolah menjadi batako agar semua sampah yang dibakar melalui insinerator tidak ada yang terbuang karena dimanfaatkan secara optimal.

"Dari hasil uji coba, semua jenis sampah bisa masuk ke insinerator baik itu sampah organik maupun anorganik berupa logam, besi, beling dan lainnya," kata Nizar.

Dengan demikian, kata dia, bantuan hibah insinerator dari Korea Selatan dapat mengurangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat, setiap hari.

Baca juga: DLH beli insinerator atasi masalah sampah di Mataram
Baca juga: Tiga unit insinerator tangani masalah sampah di Mataram
Baca juga: Uji emisi pengolahan sampah di Mataram gunakan insinerator


Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025