Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) menginisiasi gerakan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS) untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan berkembang secara optimal.
Ketua Umum Adinkes dr. M. Subuh dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, menegaskan komitmen Adinkes dalam memperkuat kapasitas dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota untuk penanganan stunting.
“Kami menyadari dinas kesehatan di berbagai daerah tengah berhadapan dengan tantangan yang kompleks. Namun, kami percaya tantangan bukanlah masalah, melainkan peluang untuk berkolaborasi yang harus dijawab dengan sinergi lintas sektor antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat," ujar dia.
Subuh juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah, pelaku usaha, dan organisasi masyarakat sipil untuk mencapai target penurunan angka stunting, kematian ibu dan anak, serta peningkatan usia harapan hidup.
Sebagai bentuk ajakan nyata kepada para ibu di seluruh Indonesia, GMBS mengedepankan tiga langkah maju yang sederhana namun berdampak besar dalam memastikan tumbuh kembang optimal anak, pertama, yakni mengukur tinggi dan berat badan anak secara rutin.
Kedua, mengajak anak konsultasi ke dokter untuk memantau pertumbuhan, dan ketiga, mengupayakan pemberian nutrisi teruji klinis sesuai kebutuhan anak. Melalui tiga langkah ini, para ibu diharapkan dapat berperan aktif dalam memastikan anak tumbuh sehat, kuat, dan siap menjadi bagian dari generasi maju Indonesia.
Pemerintah melalui kolaborasi antarlembaga juga terus memperkuat strategi gizi nasional dengan menghadirkan berbagai kebijakan dan inovasi, salah satunya lewat pemanfaatan Pangan Olahan Keperluan Medis Khusus (PKMK).
PKMK merupakan produk pangan yang diformulasikan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi individu dengan kondisi medis tertentu, termasuk anak yang berisiko stunting atau mengalami gangguan pertumbuhan.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya menyampaikan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam memastikan keberhasilan program penurunan stunting di daerah.
"Ini bukan sekadar program, melainkan investasi jangka panjang untuk masa depan manusia Indonesia. Pemerintah daerah harus mampu mencatatkan strategi percepatan penanganan stunting dengan tepat dan memastikan implementasinya di lapangan berjalan efektif," ujar Bima Arya.
Ia mengemukakan, banyak daerah juga sudah menunjukkan praktik baik seperti pembentukan tim percepatan dan desa siaga stunting yang perlu terus direplikasi.
Baca juga: Pemkot Bima galakkan gerakan orang tua asuh untuk tekan stunting
Ia juga mengingatkan agar pengelolaan anggaran daerah dilakukan dengan lebih efisien dan tepat sasaran.
"Kadang masih ada anggaran yang tidak optimal digunakan, padahal bisa dialihkan untuk memastikan ketersediaan gizi dan obat-obatan yang dibutuhkan. Ini yang perlu dicermati agar target-target penurunan stunting dan peningkatan gizi masyarakat tidak terganggu," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Direktorat Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, Dakhlan Choeron, menjelaskan bahwa kebijakan dan pedoman tata laksana stunting telah memiliki dasar hukum yang kuat dan senantiasa diperbarui sesuai perkembangan terkini.
"Kementerian Kesehatan telah memiliki Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) yang menjadi acuan dalam tata laksana stunting, serta didukung oleh berbagai regulasi seperti Undang-Undang Nomor 17 dan PP Nomor 28. Saat ini, proses harmonisasi peraturan baru juga sedang berlangsung agar kebijakan pencegahan dan percepatan penurunan stunting dapat lebih efektif," jelas Dakhlan.
Baca juga: Cegah stunting, Warga Lombok Tengah diedukasi gemar makan ikan
Oleh karena itu, ia mengingatkan, penggunaan PKMK di rumah sakit harus dilakukan sesuai indikasi medis dan melalui pengawasan dokter spesialis anak. Adinkes juga memberikan apresiasi kepada 64 kota dan kabupaten di Indonesia melalui Generasi Maju Bebas Stunting Awards dan Penanggulangan AIDS, TBC, dan Malaria Awards.
Penghargaan tersebut menjadi simbol dedikasi serta kerja bersama seluruh pihak dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sehat, kuat, dan bebas dari stunting menuju Generasi Emas Indonesia 2045 yang sehat, cerdas, dan tangguh.