Jayapura (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Papua mengklaim situasi dan kondisi di Kota Jayapura berangsur normal kembali pascademo tolak rasisme yang berujung anarkisme pada Kamis pekan lalu.
Demikian hal ini disampaikan oleh Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal di Kota Jayapura, Minggu.
"Situasi di Kota Jayapura saat ini berangsur angsur normal," ucapnya.
Aktivitas masyarakat baik itu di mal, pasar, dan pusat perbelanjaan lainnya di Kota Jayapura sudah mulai ramai.
"Untuk kendaraan roda dua maupun roda empat sudah ramai lancar. Selain itu aktivitas, seperti SPBU, hotel tetap dibuka," ujarnya.
Berkaitan dengan situasi kekinian, Kamal mengimbau kepada seluruh warga Kota Jayapura agar tetap beraktivitas seperti biasa.
"Aparat keamanan TNI dan Polri terus melakukan patroli guna menjamin keamanan di Kota Jayapura," katanya.
Sebelumnya, pada Kamis pekan lalu gelombang aksi tolak rasisme di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, terjadi di Ibu Kota Provinsi Papua itu oleh ribuan warga.
Aksi yang awalnya diinfokan damai, malah berujung ricuh dan anarkis karena sejumlah fasilitas umum dan perkantoran milik pemerintah dan swasta serta pribadi hancur dilempari batu dan katapel, bahkan ada sejumlah rumah dan mobil serta motor dibakar.
Demikian hal ini disampaikan oleh Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal di Kota Jayapura, Minggu.
"Situasi di Kota Jayapura saat ini berangsur angsur normal," ucapnya.
Aktivitas masyarakat baik itu di mal, pasar, dan pusat perbelanjaan lainnya di Kota Jayapura sudah mulai ramai.
"Untuk kendaraan roda dua maupun roda empat sudah ramai lancar. Selain itu aktivitas, seperti SPBU, hotel tetap dibuka," ujarnya.
Berkaitan dengan situasi kekinian, Kamal mengimbau kepada seluruh warga Kota Jayapura agar tetap beraktivitas seperti biasa.
"Aparat keamanan TNI dan Polri terus melakukan patroli guna menjamin keamanan di Kota Jayapura," katanya.
Sebelumnya, pada Kamis pekan lalu gelombang aksi tolak rasisme di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, terjadi di Ibu Kota Provinsi Papua itu oleh ribuan warga.
Aksi yang awalnya diinfokan damai, malah berujung ricuh dan anarkis karena sejumlah fasilitas umum dan perkantoran milik pemerintah dan swasta serta pribadi hancur dilempari batu dan katapel, bahkan ada sejumlah rumah dan mobil serta motor dibakar.