Mataram (ANTARA) - Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan ke-15 Pejabat Tinggi ASEAN untuk Urusan Kebudayaan dan Kesenian (the 15th ASEAN Senior Officials Meeting for Culture and Arts/SOMCA and Related Meetings) yang diselenggarakan di Yogyakarta, 9-12 September 2019.
Pertemuan yang juga dirangkai dengan pertemuan pejabat ASEAN dengan tiga mitra wicara, yakni Jepang, Korea Selatan, dan China, merupakan kelanjutan dari Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN untuk Urusan Kebudayaan dan Kesenian (ASEAN Ministers Responsible for Culture and Arts/AMCA) yang dilaksanakan tahun lalu.
Sebagai tuan rumah, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid akan memimpin ASEAN SOMCA ke-15, yang akan dimulai dengan pertemuan antarpejabat tinggi ASEAN pada hari pertama (11/9) dan dilanjutkan dengan pertemuan antarpejabat tinggi ASEAN dengan masing-masing mitra wicara pada hari kedua (12/9).
“Jadi total ada lima pertemuan yang dilakukan secara terpisah, dan ada banyak isu yang akan kami bahas, salah satu yang menarik tentang identitas ASEAN,” ujar Hilmar kepada ANTARA di Yogyakarta, Senin (10/9) malam.
Tema ASEAN SOMCA ke-15 adalah kelanjutan dari tema tahun lalu, yakni “Merangkul Budaya Pencegahan untuk Memperkaya Identitas ASEAN”(Embracing the Culture of Prevention to Enrich ASEAN Identity).
Budaya pencegahan yang telah diadopsi oleh ASEAN pada 2017 adalah sebuah konsep kebudayaan yang melingkupi pola pikir, sikap, tindak tanduk, dan perilaku yang arahnya untuk mencegah terjadinya hal-hal buruk dalam kehidupan bermasyarakat.
Pertemuan pejabat setingkat eselon I bidang kebudayaan ASEAN tahun ini akan membahas kerangka acuan (TOR), landasan kegiatan kebudayaan, serta usulan Pernyataan Bersama, termasuk membahas rencana kerja sama kebudayaan di tingkat yang lebih tinggi.
Melalui pertemuan ini, Indonesia mendorong agar tercipta ekosistem kebudayaan yang melibatkan pemangku kepentingan bidang kebudayaan, mulai dari seniman, pemerintah, hingga sektor privat untuk mendukung pemajuan kebudayaan.
Kegiatan SOMCA merupakan salah satu upaya meningkatkan kerja sama internasional di bidang kebudayaan sesuai amanat UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan guna menghidupkan dan menjaga ekosistem kebudayaan baik di dalam negeri maupun antar negara.
Pertemuan ASEAN SOMCA tahun ini diikuti delegasi dari 10 negara ASEAN, yakni Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam; serta tiga negara mitra, yaitu Jepang, Korea Selatan dan China.
Pertemuan tersebut didahului dengan kunjungan para delegasi ke Keraton Yogyakarta, Taman Sari, dan Museum Ullen Sentalu pada 9-10 September 2019.
Pertemuan yang juga dirangkai dengan pertemuan pejabat ASEAN dengan tiga mitra wicara, yakni Jepang, Korea Selatan, dan China, merupakan kelanjutan dari Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN untuk Urusan Kebudayaan dan Kesenian (ASEAN Ministers Responsible for Culture and Arts/AMCA) yang dilaksanakan tahun lalu.
Sebagai tuan rumah, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid akan memimpin ASEAN SOMCA ke-15, yang akan dimulai dengan pertemuan antarpejabat tinggi ASEAN pada hari pertama (11/9) dan dilanjutkan dengan pertemuan antarpejabat tinggi ASEAN dengan masing-masing mitra wicara pada hari kedua (12/9).
“Jadi total ada lima pertemuan yang dilakukan secara terpisah, dan ada banyak isu yang akan kami bahas, salah satu yang menarik tentang identitas ASEAN,” ujar Hilmar kepada ANTARA di Yogyakarta, Senin (10/9) malam.
Tema ASEAN SOMCA ke-15 adalah kelanjutan dari tema tahun lalu, yakni “Merangkul Budaya Pencegahan untuk Memperkaya Identitas ASEAN”(Embracing the Culture of Prevention to Enrich ASEAN Identity).
Budaya pencegahan yang telah diadopsi oleh ASEAN pada 2017 adalah sebuah konsep kebudayaan yang melingkupi pola pikir, sikap, tindak tanduk, dan perilaku yang arahnya untuk mencegah terjadinya hal-hal buruk dalam kehidupan bermasyarakat.
Pertemuan pejabat setingkat eselon I bidang kebudayaan ASEAN tahun ini akan membahas kerangka acuan (TOR), landasan kegiatan kebudayaan, serta usulan Pernyataan Bersama, termasuk membahas rencana kerja sama kebudayaan di tingkat yang lebih tinggi.
Melalui pertemuan ini, Indonesia mendorong agar tercipta ekosistem kebudayaan yang melibatkan pemangku kepentingan bidang kebudayaan, mulai dari seniman, pemerintah, hingga sektor privat untuk mendukung pemajuan kebudayaan.
Kegiatan SOMCA merupakan salah satu upaya meningkatkan kerja sama internasional di bidang kebudayaan sesuai amanat UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan guna menghidupkan dan menjaga ekosistem kebudayaan baik di dalam negeri maupun antar negara.
Pertemuan ASEAN SOMCA tahun ini diikuti delegasi dari 10 negara ASEAN, yakni Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam; serta tiga negara mitra, yaitu Jepang, Korea Selatan dan China.
Pertemuan tersebut didahului dengan kunjungan para delegasi ke Keraton Yogyakarta, Taman Sari, dan Museum Ullen Sentalu pada 9-10 September 2019.