WIRAJUDA: DANA EVAKUASI DARI ALOKASI DARURAT
Jakarta, 2/2 (ANTARA) - Ketua Satgas Evakuasi WNI di Mesir Hassan Wirajuda menegaskan, dana yang digunakan untuk evakuasi WNI dari Mesir berasal dari alokasi dana darurat dan karenanya DPR RI diharapkan bisa memakluminya.
"Dana yang dipakai adalah alokasi dana darurat. Mohon pengertian dari Komisi I bahwa dalam kedaruratan ini kami tidak mungkin untuk melakukan proses tender," ujar Hassan saat rapat kerja dengan Komisi I DPR di Jakarta, Rabu.
Menurut mantan Menlu itu, anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan evakuasi cepat para WNI yang terjebak di Mesir itu belum turun atau masih dalam proses administrasi sehingga untuk sementara ini dana yang digunakan bersumber dari alokasi dana darurat itu.
Namun demikian, Hassan menambahkan, pihaknya telah meminta persetujuan dari sejumlah kementerian terkait agar bersedia menandatangani kontrak, seperti pemesanan pesawat Garuda, dan membayarnya beberapa waktu kemudian.
Mengenai proses evakuasi, Hassan menjelaskan, pihaknya sudah melakukan simulasi atas sejumlah opsi, yakni evakuasi melalui darat, laut dan udara. "Tapi mengingat kecepatan dan kedaruratan maka kami memutuskan untuk menggunakan jalur udara," ujarnya.
Pemerintah, ia menambahkan, juga tidak berpretensi untuk mengevakuasi semua WNI di sana mengingat belum tentu pula semuanya mau pulang ke tanah air, semisal mahasiswa yang khawatir tertinggal kuliahnya. Pemerintah tidak bisa memaksakan mereka untuk pulang.
Bagi pemerintah, menurut dia, berapa pun kebutuhan untuk mendukung evakuasi berikut logistik bagi mereka yang memilih tinggal di Mesir tetap akan disediakan.
Lebih lanjut Hassan mengatakan bahwa Indonesia termasuk negara yang paling awal melakukan evakuasi warganya dari Mesir. "Melihat kondisi yang masih tidak menentu itu, maka pemeritnah membentuk tim atau satgas khusus untuk mengevakuasi, dan langkah atau tindakan evakuasi kita ini bisa dibilang tepat waktu," ujarnya.
Bersamaan dengan evakuasi itu, juga disediakan dua orang dokter yang akan memeriksa kesehatan para WNI yang dievakuasi itu.
Pada kesempatan itu, Hassan menjelaskan situasi terakhir di Mesir yang saat ini ditangani pihak militer yang dinilai memiliki kredibilitas dan citra lebih baik ketimbang Presiden Hosni Mubarak. Banyak di kalangan militer ini yang merupakan sisa-sisa didikan mantan Presiden Anwar Sadat dan mereka dinilai lebih baik ketimbang polisi setempat.
"Karena polisi tidak bisa menangani, maka militer yang menangani di sana. Memang militer di sana sama sekali tidak ikut berpolitik," ujarnya. (*)