KEMENPERIN RANCANG PROGRAM KAMPANYE GORENGAN SEHAT

id

          Mataram, 25/3 (ANTARA) - Kementerian Perindustrian tengah merancang program kampanye gorengan sehat sebagai salah satu upaya membina pengusaha memproduksi makanan aman dikonsumsi.

         "Kami akan mencoba program gorengan sehat itu di satu titik dulu, yakni di Bandung dan Jawa Barat," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Euis Saidah, usai menutup acara rapat koordinasi nasional penyusunan program kegiatan pengembangan IKM pada 2012 di Mataram, Jumat.

         Ia mengatakan, program kampanye gorengan sehat itu merupakan salah satu cara mengajak para pelaku IKM yang bergerak di bidang pengolahan makanan untuk bisa memberikan produk yang sehat kepada konsumen.

         Menurut dia, alasan kenapa gorengan menjadi sasaran  adalah karena kultur masyarakat yang terbiasa dengan makanan yang digoreng. Namun, di sisi lain pengusaha gorengan terkadang menggunakan minyak goreng yang sudah dipakai berulang-ulang.

         Minyak goreng yang digunakan berulang-ulang tentu sangat beresiko bagi kesehatan manusia.

         "Kita akan coba supaya pengusaha tidak rugi. Minyak yang sudah dipakai berulang-ulang itu bisa dijual untuk dijadikan biodiesel. Kami juga akan upayakan agar bagaiman pengusaha bisa memperoleh minyak goreng dengan harga terjangkau," ujarnya.

         Upaya mengajak pelaku IKM memproduksi gorengan sehat, kata Euis Saidah, terlebih dahulu akan dikoordinasikan dengan Balai Besar Indutri Agro dan Pusat Informasi Pengusaha Makanan dan Minuman.

         "Setelah itu baru kami akan koordinasikan dengan para kepala daerah yang ada di Provinsi Jawa Barat. Mudah-mudahan kampanye gorengan sehat itu bisa terlaksana paling lambat pada 2012 mendatang," ujarnya.

         Ia mengatakan, selain mengajak pelaku IKM memproduksi makanan sehat, Kemenperin juga mengajak pelaku IKM yang bergerak di bidang produksi batik untuk selalu menjaga kualitas lingkungan dengan tidak membuang limbah sembarangan yang bisa berakibat pada pencemaran lingkungan.

         Menurut dia, industri batik saat ini dinilai sebagai industri yang rentan mencemari lingkungan. Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya untuk memberikan pembinaan kepada para pelaku IKM batik tentang pengolahan limbah yang benar.

         Persoalan limbah industri batik tersebut juga akan menjadi salah satu agenda yang akan dibahas pada "International Batik Summit" yang akan diikuti oleh 15 negara.

         "Kamar Dagang dan Industri (Kadin) juga sudah menantang IKM bagaimana supaya menghasilkan produk yang sehat dan ramah lingkungan dan mampu kreatif dalam memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia seperti sampah, kotoran ternak, bahkan kotoran manusia menjadi produk berguna seperti biogas," ujarnya.

         Rapat koordinasi nasional penyusunan program kegiatan pengembangan IKM itu diikuti 125 peserta terdiri pejabat eselon II dan III dari Kemenperin, pejabat eselon II dan III dari 23 provinsi, pejabat eselon II dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten/kota yang membidangi masalah IKM. (*)