Lombok Utara (ANTARA) - PT Indonesia Power (PLN Group) bersama Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Wilayah Kerja Nusa Tenggara Barat dan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pandanan melakukan penanaman/transplantasi sebanyak 1.000 pcs bibit karang di perairan laut Pandanan, Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Pelepasan ribuan bibit terumbu karang beragam jenis tersebut dilakukan dengan cara penyelaman di Pantai Taman Laut Pandanan, Kabupaten Lombok Utara, Kamis (22/7). Hadir dalam acara tersebut Kepala KCD Kawasan Pulau Lombok, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTB, Amiril Mukmin, dan Koordinator BPSPL Denpasar Wilayah Kerja NTB Nurhamdani.
Melky Victor, selaku Manajer Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang yang dikelola PT Indonesia Power (IP), ikut melakukan penyelaman bersama Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir (PELP) BPSPL Denpasar Wilayah Kerja NTB Barmawi, bersama anggota Pokmaswas Pandanan, dan Komunitas Penyelam (Kapela) NTB.
Ribuan pcs bibit karang tersebut ditanam pada media minatur PLTU Jeranjang dan menara saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) yang ditenggelamkan di dasar perairan Taman Laut Pandanan.
Sebanyak 1.000 pcs bibit karang beragam jenis tersebut merupakan bantuan dari Kelompok Pembudidaya Karang Hias Nusantara (KPKHN) dan Asosiasi Koral Kerang dan Ikan Hias Indonesia (AKKII) dalam rangka pemulihan ekosistem terumbu karang (restocking).
Melky Victor mengatakan PLTU Jeranjang bukan hanya sekedar pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang menghasilkan listrik saja, tetapi ada begitu banyak program tanggung jawab sosial (CSR) untuk ramah terhadap lingkungan, baik emisi gas buang, pemanfataan energi baru terbatukan, pengendalian terhadap limbah, dan peduli juga terhadap konservasi laut.
"Kami mendukung upaya-upaya kelompok masyarakat pecinta laut. Hari ini, kami menyerahkan secar simbolis dana CSR sebesar Rp45 juta," katanya.
Program CSR PT Indonesia Power selaku anak perusahaan PT PLN (Persero) telah digunakan untuk melatih lima orang anggota Pokmaswas Pandanan sehingga memiliki sertifikat Open Water PADI.
Dana itu juga digunakan untuk membuat media transplantasi karang berupa 38 unit media besi, 10 media plastik, 20 media beton/fishdone, dan satu unit miniatur PLTU. Pada media-media transplantasi tersebut ditanam lebih dari 1000 pcs bibit karang bantuan dari KPKHN dan AKKII sebagai pemenuhan restocking perusahaan anggota masing-masing asosiasi.
Melky berharap dengan adanya kebersamaan multipihak dalam melakukan pemulihan terumbu karang di Taman Laut Pandanan, tidak hanya berimbas pada kelestarian lingkungan, tapi juga memberikan kemanfaatan ekonomi bagi warga pesisir dalam beberapa tahun ke depan."Bunaken terkenal dengan keindahan taman lautnya, sehingga banyak wisatawan yang datang. Itu berkat kepedulian masyarakatnya menyiapkan kawasan selama puluhan tahun. Dan saya yakin, Taman Laut Pandanan akan berkembang karena masyarakatnya juga peduli memelihara laut," ujarnya.
Koordinator BPSPL Denpasar Wilayah Kerja NTB Nurhamdani mengatakan Pokmaswas Pandanan juga menjadi sasaran penerima bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupa dua set alat selam dan 10 set alam selam dasar.
"Pokmaswas tersebut merupakan kelompok yang aktif, dalam artian sebelum mendapat bantuan, mereka mau bergerak untuk melakukan transplantasi karang dan melakukan pelatihan menyelam," katanya.
BPSPL Denpasar telah membina Pokmaswas Pandanan sejak 2020. Kapela NTB juga ikut memberikan pendampingan.
Taman Laut Pandanan adalah sebuah inisiasi dari masyakarat Pandanan untuk merehabilitasi ekosistem terumbu karang yang saat ini kondisinya sangat buruk.
Upaya rehabilitasi dilakukan dengan penanaman/transplantasi karang pada media-media sedemikian rupa sehingga dapat menjadi daya tarik wisata bahari dikemudian hari.
Ekosistem terumbu karang pulih kembali dan masyarakat dapat memperoleh manfaatnya dengan menjadikan sebagai atraksi wisata. Di samping itu proses rehabilitasi dapat dipergunakan sebagai obyek penelitian oleh para mahasiswa dan peneliti.
Taman Laut Pandanan menerapkan pendekatan ABCGM untuk merehabilitasi ekosistem terumbu karang yang menghasilkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat dan menjadi pusat edukasi.
Akademisi yang terlibat antara lain dari Universitas Brawijaya, Universitas Mataram. Swasta/bisnis yang terlibat, antara lain adalah pengusaha karang hias dari KPKHN dan AKKII, Indonesia Power (Group PLN).Kepala KCD Kawasan Pulau Lombok, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTB, Amiril Mukmin, mengapresiasi kepedulian PT Indonesia Power dengan cara menyalurkan dana CSR untuk transplantasi ribuan bibit karang di Taman Laut Pandanan.
Saat ini, kata dia, konservasi sudah menjadi perhatian secara serius, baik di tingkat nasional maupun internasional. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi NTB, juga sudah menjalankan konsep menjaga lingkungan terumbu karang dan hutan mangrove.
"Kami mengajak semua pihak, terutama kalangan dunia usaha untuk menyisihkan dana CSR, tidak hanya untuk merehabilitasi terumbu karang, tapi juga kawasan hutan mangrove," katanya.