RSUD Mataram punya 20 alat konsentrator oksigen

id oksigen,alat,konsentrator

RSUD Mataram punya 20 alat konsentrator oksigen

Petugas medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan konsentrator untuk pasien di ruang unit gawat darurat (UGD) setempat, Jumat (20/8-2021). (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, kini memiliki 20 unit konsentrator atau alat yang dapat mengonversi udara menjadi oksigen medis guna memperkuat kapasitas pelayanan.

"Dari 20 unit itu, lima unit kami gunakan di ruang unit gawat darurat (UGD), lima unit di ruang perawatan pasien COVID-19, sisanya, 10 unit, baru datang hari ini dan akan kami taruh juga di ruang pasien COVID-19," kata Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram dr Tris Cahyoso di Mataram, Jumat.

Menurutnya, keberadaan konsentrator tersebut sangat efektif dalam membantu kebutuhan oksigen untuk pasien ketika terjadi keterbatasan stok.

"Satu konsentrator dapat menghasilkan tekanan oksigen 5-10 liter per menit. Sementara rata-rata pasien menggunakan oksigen 5-6 liter per menit, sehingga jumlah oksigen yang masuk mencukupi," katanya.

Pembelian konsentrator atau alat yang dapat mengonversi udara menjadi oksigen medis dengan saturasi di atas 93 persen hanya dengan disambungkan atau dicolokkan langsung ke aliran listrik, itu untuk memastikan kesiapsiagaan yang lebih baik terhadap pelayanan di RSUD Kota Mataram.

"Apalagi, RSUD Kota Mataram menjadi rumah sakit rujukan, sehingga pasien dari mana saja bisa dirawat di sini," katanya.

Sementara itu, kondisi ketersediaan oksigen pada tabung besar di RSUD Kota Mataram sebanyak 18 ton, sejauh ini relatif stabil, sebab kebutuhan rata-rata per hari dari tabung besar sekitar 3-5 persen.

"Setiap terjadi pengurangan 30 persen terhadap stok tabung besar tersebut, kami langsung isi penuh," katanya.

Lebih jauh dr Tris menyebutkan, RSUD Kota Mataram saat ini merawat 42 pasien COVID-19 dengan gejala sedang dan berat. Pasien COVID-19 tersebut rata-rata menggunakan alat bantu oksigen.

"Jadi keberadaan konsentrator sangat membantu kami dalam kecepatan tindakan penanganan pasien," katanya.