TRADISI MEMBAKAR ILO SANGGARI MULAI LANGKA

id

          Dompu, 29/8 (ANTARA) - Tradisi membakar ilo sanggari atau lentera di sekeliling rumah  menyambut hari raya Idul Fitri, mulai langka di Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat.          Budayawan Dompu M Kawim Ahmad (78) Senin mengatakan, tradisi membakar ilo sanggari, sudah mulai ditinggalkan warga Dompu seiring dengan banyaknya lampu penerangan dari PLN.          "Tapi masih ada sebagian warga yang masih menggunakannya. Itu tradisi daerah ini untuk menyambut datangnya lebaran," ujarnya.          Dikatakan,  hari raya Idhul Fitri merupakan pintu kemenangan bagi warga muslim setelah satu bulan lamanya menjalankan ibadah puasa.          Hari raya merupakan hari kemenangan, setelah satu bulan pula berperang melawan hawa nafsu. Untuk merayakan kemenangan itu, warga daerah ini menyambutnya dengan kesemarakan.          "Tradisi ini sebetulnya hanya untuk menyemarakkan datangnay hari raya Idhul Fitri saja. Dan membakar Ilo Sanggari hanya ada di menejalang hari raya Idhul Fitri saja," katanya.          Ilo Sanggari merupakan lentera yang terbuat dari sebilah bambu yang dililit dengan minyak biji jarak pagar. Untuk menggunakannya, warga menancapkan di sekeliling rumah dan membakarnya.          "Setiap tahun kami selalu membakar Ilo Sanggari meski tetangga sudah tidak lagi. Kami percaya, bawah dengan membakar Ilo Sanggari Malaikat dan roh leluhur kami datang dan memberikan berkah serta rejeki di hari lebaran," kata Ahmadudin warga Kelurahan Simpasai Kecamatan Woja.(*)