PLN pamerkan program konversi kompor listrik pada KTT G20 di Bali

id PLN,kompor listrik,kompor induksi,G20 Indonesia,KTT G20,subsidi lpg

PLN pamerkan program konversi kompor listrik pada KTT G20 di Bali

Penggunaan kompor induksi pada Expo APEKSI. Bandarlampung, Jumat (27/5/2022). ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) bersama pemerintah sedang merumuskan langkah kebijakan untuk program konversi kompor elpiji ke kompor listrik guna menekan emisi karbon di Indonesia.
Program itu juga akan dipamerkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada November 2022.
 
"Kita ingin membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia betul-betul komitmen mengurangi emisi karbon. Konversi ini menjadi bukti, Indonesia sampai kepada masyarakatnya juga aware atas keberlangsungan iklim," kata Direktur Utama Darmawan Prasodjo dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
 
Pada tahun ini, PLN menggarap proyek percontohan konversi kompor elpiji ke kompor listrik di dua kota, yaitu Surakarta dan Bali. Pada tahap pertama ada 2.000 masyarakat yang akan merasakan manfaat dari program konversi tersebut.
 
Sepanjang 2022, PLN akan menyasar 300.000 pelanggan lagi yang tersebar di beberapa kota dengan harapan angka pengguna kompor listrik bisa mencapai 15,3 juta pelanggan pada tahun 2025.

Baca juga: PLN siaga penuh jaga keandalan pasokan listrik di momen kebersamaan Idul Adha
Baca juga: Annual inspection, jaga performa PLTMH Pengga Lombok Tengah
 
Darmawan mengatakan program konversi kompor ini dilakukan PLN sebagai salah satu upaya mengurangi beban negara atas impor elpiji yang tiap tahun naik. Apalagi, selama ini terkhusus elpiji tiga kilogram merupakan barang subsidi yang masih dijual bebas, sehingga tidak tepat sasaran dan menjadi beban APBN.
 
"Melalui konversi kompor ini langsung bisa menyelesaikan tiga persoalan sekaligus. Mengurangi ketergantungan impor elpiji dengan energi berbasis domestik, yaitu listrik dan juga mengurangi beban APBN yang selama ini untuk mensubsidi elpiji," ujar Darmawan.
 
Ketiga, lanjutnya, langkah konversi kompor itu sejalan dengan misi transisi energi pada KTT G20. Dengan menggunakan kompor induksi, maka emisi gas buang yang dihasilkan dari kompor induksi jauh lebih rendah dibandingkan kompor elpiji.
 
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan Inovasi Kementerian Koordinator Perekonomian Montty Girianna meninjau langsung kesiapan PLN dan melihat respon masyarakat Bali terkait program konversi kompor tersebut.
 
Montty menilai langkah konversi kompor sangat strategis. Melalui program itu, pemerintah bisa menghemat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang selama ini terbebani oleh subsidi elpiji.
  "Program ini sangat bagus dan strategis. Dengan langkah ini, dari sisi keuangan pemerintah subsidinya, jadi berkurang dan ini bisa mengurangi beban APBN," ujarnya.
 
Di satu sisi, kata Montty program konversi juga bermanfaat bagi masyarakat. Sebab, dengan memakai kompor induksi masyarakat bisa lebih hemat karena harganya yang lebih murah dan juga proses memasak jadi lebih cepat. "Targetnya masyarakat bisa lebih aman, lalu masak lebih cepat dan lebih hemat," pungkas Montty.