KEMENRISTEK ALOKASIKAN RP25,65 MILIAR UNTUK SIDa NTB

id

     Mataram, 24/2 (ANTARA) - Kementerian Riset dan Teknologi mengalokasikan anggaran sebesar Rp25,65 miliar untuk pengembanagn Sistem Inovasi Daerah atau SIDa di wilayah Nusa Tenggara Barat.

     "Anggarannya tidak banyak, tetapi lebih banyak untuk penelitian dan beasiswa sekolah. Ada Rp25,65 miliar saja," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta, pada acara dialog pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan iptek guna mendukung implementasi Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, di Mataram, Jumat.

     Pertemuan dialog itu diawali dengan paparan dari tiga gubernur atau pejabat yang mewakili, masing-masing dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT), tentang kebutuhan SDM dan iptek dalam mendukung MP3EI.

     Provinsi NTB tergabung dalam Koridor V bersama Bali dan NTT. Koridor V ditetapkan sebagai kawasan pendukung pariwisata dan pangan nasional.

     Kemenristek bekerja sama dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB untuk membangun proyek percontohan di kawasan Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat.

     Kawasan Banyumulek akan dikembangkan menjadi terpadu peternakan-pertanian dengan aktivitas seperti produksi dan pemeliharaan sapi, pemotongan hewan, industri pakan, pupuk organik, dan pelatihan.

     Pengembangan kawasan Banyumulek itu, merupakan perwujudan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) berbasis kawasan dengan memanfaatkan sumber daya/potensi lokal.

     Selain itu, pengembangan SIDa kawasan Banyumulek itu juga akan melibatkan sektor industri kreatif, khususnya pengembangan gerabah sebagai salah satu kerajinan andalan NTB.

     Sesuai rencana, Menristek Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II itu yang akan meluncurkan SIDa sebagai bagian dari upaya penguatan sistem inovasi nasional, di wilayah Nusa Tenggara Barat, yang dijadwalkan Sabtu (25/2), di Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat.

     SIDa merupakan upaya pemberdayaan iptek dan inovasi berdasarkan keunggulan lokal, sebagai salah satu cara untuk mendorong produktifitas masyarakat, sehingga diharapkan akan memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

     Saat peluncuran SIDa NTB itu, akan ada penyerahan program insentif ristek untuk kategori Peningkatan Kapasitas Peneliti dan Perekayasa (PKPP) dan kategori Sistem Inovasi Nasional (Sinas). 

     Gusti menyebut untuk PKPP, akan mencakup 105 topik dan untuk Sinas sebanyak 20 topik, yang melibatkan tujuh lembaga penelitian yang tergabung dalam Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) Riset dan Teknologi (Ristek).

     Ketujuh lembaga yang sudah siap mengembangkan SIDa NTB itu yakni Kantor Kemenristek bidang Riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Riptek), Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Pengawasan Teknologi Nuklir (Bapeten).

     Tiga lembaga peneliti LPNK lainnya yakni Badan Informasi Geospasial (BIG) yang dulunya bernama Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan Badan Standarisasi Nasional (BSN).

     Para pimpinan tujuh lembaga peneliti LPNK itu juga ikut mendampingi Menristek yang berkunjung ke NTB, terkait peluncuran SIDa NTB berbasis kawasan itu.

     "Dana yang relatit terbatas itu untuk 105 topik PKPP dan 20 topik Sinas serta beasiswa sekolah terkait peningkatan SDM," ujar Gusti. (*)