MENRISTEK JANJI TINDAK LANJUTI PERMINTAAN BALI NUSRA

id

     Mataram, 24/2 (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, berjanji akan menindaklanjuti permintaan gubernur atau pejabat yang mewakili Bali dan Nusa Tenggara, terkait upaya mengimplementasikan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia koridor V.

     "Kami sudah tahu kebutuhannya apa, kami juga sudah catat, nanti didiskusikan dengan tujuh lembaga peneliti LPNK, guna mengetahui mana yang dipenuhi segera, mana yang perlu tunggu sebentar," kata Gusti, yang ditemui usai dialog pengembangan SDM dan iptek guna mendukung implementasi Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 koridor V, di Mataram, Jumat.

     Pertemuan dialog itu diawali dengan paparan dari tiga gubernur atau pejabat yang mewakili, masing-masing dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT), tentang kebutuhan SDM dan iptek dalam mendukung MP3EI.

     Provinsi NTB tergabung dalam Koridor V bersama Bali dan NTT. Koridor V ditetapkan sebagai kawasan pendukung pariwisata dan pangan nasional.

     Dalam pertemuan dialog itu, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi lebih dulu memaparkan kebutuhan SDM dan iptek dalam mendukung MP3EI di wilayah NTB.

     Zainul antara lain mengemukakan pentingnya dukungan inovasi iptek guna memajukan sektor pertanian dalam arti luas, dan khususnya komoditi unggulan sapi, jagung dan rumput laut.

     "Jika ada teknologi yang bisa membantu maka akan lebih baik hasilnya. Kami pun siap bekerja sama dengan lembaga peniliti dibawah pengawasan Kemenristek, seperti BPTP yang sudah dilakukan sejak dua tahun terakhir ini," ujarnya.

     Sementara itu, Asisten II Setda Bali Ketut Wija yang mewakili Gubernur Bali, menyampaikan potensi pengembangan sektor pariwisata, pertanian dan industri kecil menengah, yang masih membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat.

     Sentuhan teknologi terapan di bidang pertanian dan pengembangan industri kecil, masih diharapkan pemerintah dan masyarakat Bali.

     Wija juga mengungkapkan tiga persoalan yang dialami di Bali, yakni kemacetan lalu lintas yang makin terasa, sampah berserakan dan kroditnya pembangunan bandara.

     Bali tengah merenovasi Bandara Internasional Ngurah Rai, dan hendak membangun bandara baru juga bertaraf internasional di sebelah utara Pulau Bali.

     "Macet karena penduduk bertambah, yang datang bekerja di Bali juga makin banyak. Wisatawan pun bertambah. Masalah lainnya sampah organik berupa plastik dan kayu dan itu sampah kiriman dari arah barat. Apakah bisa pasang jaring atau penerapan teknologi apa yang mungkin," ujarnya.

     Sedangkan Asisten I Setda NTT Yohana Lisa Pally, yang mewakili Gubernur NTB, menyampaikan permasalahan yang menyerupai NTB, dan mengajukan permintaan dukungan pusat penelitian pertanian terpadu.

     NTT juga mengajukan dukungan riset dan teknologi terapan di sektor pertanian dan kelautan, karena provinsi itu merupakan daerah kepulauan yang sangat potensial untuk pengembangan kelautan dan perikanan.         

     Dalam pertemuan dialog itu, Menristek Gusti Muhammad Hatta, tidak langsung menanggapi permintaan NTB, Bali dan NTT itu.

     Ketika ditemui usai pertemuan dialog itu, Gusti mengatakan, permintaan yang berkaitan dengan bidang tugas Kemenristek akan dikaji lagi hingga ditindaklanjuti bagi yang memungkinkan.

     "Kalau yang ditangani sektor lain, kami jembatani untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jadi, itu yang dapat kami lakukan," ujarnya. (*)