Yogyakarta (ANTARA) - Para pemimpin agama dunia peserta Forum Agama G20 (R20) menyaksikan situs Candi Kimpulan, yang merupakan candi Hindu, di Kompleks Universitas Islam Indonesia (UII), Jalan Kaliurang, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu.
Dalam rombongan tersebut, tampak Syekh Abdurrahman al-Khayyat, Ketua Liga Muslim Dunia untuk Asia Tenggara dan Australia, antusias mengamati setiap sudut situs Hindu di salah satu kampus Islam terbesar di Indonesia itu.
"Kegiatan di sini memang dirancang dengan sungguh-sungguh, secara serius, sebagai bagian dari cara R20 memberikan pengalaman kultural keagamaan kepada para delegasi," kata Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus Juru Bicara R20 Muhammad Najib Azca di sela-sela kunjungan di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut Najib, para tokoh agama dunia menyaksikan secara langsung bagaimana Candi Hindu, yang diperkirakan berdiri pada abad ke-9 itu, dirawat dengan baik di tengah-tengah komunitas muslim.
Mengutip laman resmi UII, Candi Kimpulan ditemukan secara tidak sengaja pada 11 Desember 2009 ketika dilakukan penggalian untuk fondasi proyek pembangunan perpustakaan UII. Menariknya, menurut Najib, begitu ditemukan, situs tersebut tidak kemudian dihancurkan atau dirobohkan. Namun, desain bangunan perpustakaan justru dirancang menyesuaikan posisi candi.
"Diputuskan desain bangunan menyesuaikan. Jadi, bukannya memaksakan desain agar candi itu dirobohkan, dihancurkan, dihilangkan; tetapi sebaliknya, desainnya diubah sehingga menjadikan candi itu di tengah-tengah perpustakaan," tuturnya.
Dengan pelestarian candi tersebut, lanjutnya, para delegasi yang merupakan tokoh agama dari negara anggota G20 serta sejumlah negara lainnya mengetahui bagaimana cara hidup umat muslim di Indonesia yang penuh toleransi.
"Sangat menghargai perbedaan sehingga artefak di tengah kampus itu dimuliakan. Kami jadikan simbol bagaimana kebinekaan Indonesia itu betul-betul terjadi, ada manifestasinya, ada simbolisasi," jelasnya.
Najib mengatakan secara umum para peserta R20 memiliki keinginan serupa yakni ingin menyebarluaskan pesan toleransi dari eksistensi candi itu ke seluruh pemimpin agama di dunia.
Sementara itu, Rektor UII Fathul Wahid mengatakan sejak pertama berdiri, UII merupakan kampus yang terbuka untuk keragaman pemikiran, tidak hanya untuk pemikiran Islam.
"Kami terbuka bagi umat lain untuk bersekolah di UII karena UII milik bangsa; dan saya merasa senang ketika kawan-kawan non-muslim yang berkuliah di UII merasa senang, merasa terlindungi, merasa nyaman dan bisa mendesain masa depan bersama kami," kata Fathul Wahid.
Keberadaan Candi Kimpulan di kompleks UII, menurutnya, memberikan pesan bahwa seluruh umat beragama harus melindungi, bahkan menciptakan ruang berkembang untuk sesama. "Dengan demikian, kesetaraan manusia bisa dijamin dan semuanya punya kesempatan untuk tumbuh dan berkembang," jelasnya.
Baca juga: Delapan hotel di The Nusa Dua siap sambut delegasi KTT G20
Baca juga: AP 1-Polda Bali lakukan rekayasa lalu lintas KTT G20
R20 diketuai Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Syekh Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa. Usai melakukan pertemuan di Bali, rombongan peserta R20 melakukan kunjungan ke Jawa Tengah dan Yogyakarta selama tiga hari mulai Jumat (4/11) hingga Minggu (6/11).
Agenda delegasi R20 di Yogyakarta itu antara lain mengunjungi Keraton Yogyakarta, Candi Prambanan, Vihara Mendut, Candi Borobudur, UII, dan Pondok Pesantren Pandanaran. Dari 338 peserta yang hadir pada perhelatan R20 tersebut, 124 orang di antaranya berasal dari 32 negara.
Berita Terkait
Revitalisasi Candi Muaro Jambi harmonisasikan cagar budaya dengan alam
Kamis, 16 Maret 2023 18:55
Forum R20 serukan agama sumber solusi global
Jumat, 4 November 2022 20:21
PBNU pastikan R20 berlanjut di saat presidensi India
Selasa, 1 November 2022 19:07
Ikatan Alumni UII bagikan ratusan paket sembako ke warga Bali
Sabtu, 11 Maret 2023 5:16
Ternyata dosen UII sudah 8 kali bolak balik ke Amerika Serikat
Rabu, 22 Februari 2023 0:14
Update pencarian Dosen UII Yogyakarta yang hilang: Polri turut melacak keberadaannya
Senin, 20 Februari 2023 9:09
Update Dosen UII yang hilang kontak: terdeteksi ke AS lewat Boston
Minggu, 19 Februari 2023 22:05
UII minta bantuan Interpol cari dosen hilang
Minggu, 19 Februari 2023 13:14