Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat saat ini mengembangkan sektor pertanian terintegrasi dengan peternakan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Program itu dikembangkan di tiga kecamatan yakni Kecamatan Praya, Kecamatan Praya Tengah dan Kecamatan Praya Barat," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Taufikurahman di Praya, Senin.
Warga di tiga kecamatan tersebut akan menanam jagung yang terintegrasi dengan peternakan yang artinya jagung yang ditanam ini bukan untuk dijual, tapi diolah oleh masyarakat untuk menjadi pakan ayam. "Tiga kecamatan yang akan menjadi percontohan untuk menjadi lokasi pertanian terintegrasi dengan peternakan," katanya.
Ia mengatakan, hal ini juga sejalan dengan rencana pemerintah pusat untuk membuat standarisasi usaha tani, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hanya saja sektor yang terintegrasi ini masih pertanian jagung dan ayam jenis buras.
“Kita sudah melakukan MOU dengan Kementerian Pertanian RI sebagai wujud kesediaan pemerintah daerah melanjutkan program pertanian terintegrasi ini selama lima tahun ke depan dari 2022-2007," katanya.
Ia mengatakan, tiga kecamatan ini dianggap memiliki potensi ketahanan pangan dalam hal terintegrasi antara pertanian jagung dengan peternakan. Jadi ada beberapa daerah juga di Indonesia selain di Lombok Tengah, ada yang mewakili ekosistem sawit.
Baca juga: Gubernur NTB mengajak penyuluh pertanian tingkatkan kemampuan
Baca juga: Kementan siap memacu peningkatan produksi pangan dalam negeri
Kemudian, ada yang mewakili hortikultura dan Lombok Tengah di Provinsi NTB dari segi jagung dan ayam. “Pertanian terintegrasi ini di dukung oleh Bank Dunia dan petani di tiga Kecamatan ini ada beberapa yang terpilih menjadi pilot projek untuk pengembangan tanaman jagung yang kemudian di olah menjadi pakan ayam,” katanya.
Hal ini juga dibarengi dengan adanya badan baru di Kementerian Pertanian yakni Badan Standarisasi Instrumen Pertanian untuk membuat pertanian bisa berdaya saing. Terlebih selama ini dari sisi pertanian di Lombok Tengah memang belum ada standar. “Jadi kita selama ini hasilkan apa- apa tidak ada standar. Melalui pertanian terintegrasi inilah kemudian ada standar untuk pertanian kita,” katanya.