BKKBN targetkan 1.182 di Malut miliki PIK-R

id BKKBN,Remaja, Bina Remaja

BKKBN targetkan 1.182 di Malut miliki PIK-R

Kepala BKKBN Perwakilan Maluku Utara, Renta Rego (Abdul Fatah)

Ternate (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Maluku Utara (Malut) menargetkan 1.182 desa/kelurahan provinsi itu memiliki Pusat informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) dan sepasang Duta Genre pada tahun 2023.


"Pembentukan PIK-R untuk menularkan semangat juang dan motivasi ini kepada semua remaja di Provinsi Malut melalui edukasi kepada sahabat mereka untuk yang memiliki kecerdasan yang komprehensif, produktif dan inovatif, sehat dalam interaksi alamnya, damai dalam interaksi sosialnya serta berkarakter kuat dan peradaban unggul," kata Kepala BKKBN Perwakilan Malut Renta Rego dihubungi di Ternate, Minggu.

Hal ini sejalan dengan target indikator Perpres 72 Tahun 2021 dan RAN PASTI, agar seluruh remaja di Malut mendapatkan akses informasi dan edukasi yang memadai.

Renta menjelaskan dari hasil survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan, bahwa kelompok teman sebaya dan orang tua terutama ibu menjadi tempat paling banyak dipilih oleh remaja untuk berdiskusi tentang kesehatan reproduksi yang dialaminya 62 persen remaja perempuan dan 51 persen remaja laki-laki berdiskusi kesehatan reproduksi dengan temannya dan 53 persen remaja perempuan serta 11 persen remaja laki-laki berdiskusi kesehatan reproduksi dengan ibunya.

Baca juga: 300 ribu bayi lahir stunting dampak lemahnya skrining ibu
Baca juga: BKKBN nyatakan stunting harus tuntas


Oleh karena itu, pendekatan teman sebaya dilakukan melalui pendidik sebaya/peer educator dan Konselor Sebaya/peer counselor di PIK Remaja. "Sedangkan pendekatan keluarga dilakukan melalui penguatan pengasuhan oleh keluarga di kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR)," ucapnya

Apalagi, kata Renta, salah satu visi Indonesia tahun 2045 adalah terciptanya generasi emas, yakni generasi yang memiliki kecerdasan yang komprehensif, produktif dan inovatif, sehat dalam interaksi alamnya, damai dalam interaksi sosialnya serta berkarakter kuat dan peradaban unggul. Kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai penentu. Sedangkan saat ini kita masih memiliki persoalan dalam pembangunan kualitas SDM, salah satunya adalah stunting.