BI sebut Modal asing keluar bersih capai Rp1,38 triliun

id BI,Modal asing keluar,Bank Indonesia

BI sebut Modal asing keluar bersih capai Rp1,38 triliun

Ilustrasi - Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp/pri.

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar bersih dari pasar keuangan domestik  mencapai Rp1,38 triliun selama periode 27 Februari hingga 2 Maret 2023. "Berdasarkan data transaksi 27 Februari-2 Maret 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp1,38 triliun," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Fadjar Majardi dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.

Aliran modal asing keluar tersebut berasal dari pasar surat berharga negara (SBN) senilai Rp4,67 triliun. Namun, terdapat aliran modal asing masuk bersih ke pasar saham sebesar Rp3,29 triliun. Sejak 1 Januari hingga 2 Maret 2023, terdapat aliran modal asing masuk bersih di pasar SBN sebesar Rp38,41 triliun dan pasar saham sebesar Rp30 miliar. Selain itu, Fadjar mengatakan imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun naik di level 6,99 persen.

Level yield surat utang Indonesia tersebut lebih menarik dan jauh dari yield surat utang Amerika Serikat atau UST Treasury Note tenor 10 tahun yang meningkat ke level 4,056 persen. Sedangkan, premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia lima tahun turun ke level 89,96 basis poin (bps) per 2 Maret 2023 dari 95,31 bps per 24 Februari 2023.

Baca juga: BI harapkan perbanyak pertemuan kementerian di Bali
Baca juga: Gubernur BI yakin nilai tukar rupiah menguat


Sementara, nilai tukar rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.280 per dolar AS pada Jumat dibandingkan penutupan perdagangan, Kamis (2/3/2023), sebesar Rp15.275 per dolar AS. Sedangkan, indeks dolar AS (DXY) melemah ke level 105,03. Indeks dolar AS adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.